Meminimalisir Resiko di Negeri Riskan Tsunami

patromaks – Tsunami ialah peristiwa musibah alam yang paling menghancurkan dan memiliki sifat masif. Tsunami datang dari bahasa Jepang yakni tsu maknanya dermaga dan nami maknanya gelombang besar. Zaman dahulu sempat terjadi gelombang besar sekali yang menerpa dermaga-pelabuhan di Jepang hingga beberapa orang kalai itu Tsunami.

Tsunami sebagai gelombang yang bergerak secara cepat di laut sepanjang beberapa saat dan menerpa pesisir dengan sedikit peringatan. Tsunami dipacu oleh banyak hal seperti gempa bawah laut, tumbukan lurus tektonik aktif, longsoran gunung es, erupsi gunung api, kegiatan gunung laut, meteor dan sebagainya.

Tsunami terjadi di sejumlah negara di beberapa penjuru dunia seperti Alaska, USA (8,2 Mw); Chilli dan Hawai, USA (8,6 Mw); Tohoku, Jepang (9,1 Mw); Aceh, Indonesia (9,3 Mw); Lisbon, Portugal (9,0 Mw) dan sebagainya. Tsunami jadi momok untuk negara Jepang karena Jepang terhitung negara yang kerap dirundung Tsunami.

Tsunami Aceh atau Indian Ocean Tsunami (9,3 Mw) yang terjadi pada 26 Desember 2004 sebagai Tsunami paling fantastis dalam beberapa dasawarsa ini karena menelan korban jiwa dan rugi besar sekali. Efeknya benar-benar luas mencakup mayoritas daerah Asia (Indonesia, Thailand, Myanmar, India, Srilanka dan Malaysia) sampai Afrika (Maldives).

Beberapa pertanda alami tsunami yakni keringnya air laut dengan cepat ke tengah laut, burung-burung laut beterbangan menjauhi dari laut dan bergerak ke dataran, ikan-ikan terpasah di pesisir, suara deru dari laut, timbulnya gelombang tinggi yang membuat dinding laut, penyimpangan arus dan pasang kering, dan sebagainya.

Meminimalisir Resiko di Negeri Riskan Tsunami

Tsunami umumnya dimulai oleh gempa bawah laut yang lumayan kuat. Gempa laut yang mencirikan tsunami rerata terjadi di dasar laut dalam, mempunyai magnitudo >7 SR, hiposentrum <100 km, ada di lajur tumbukan lurus tektonik, jarak episentrum dari pesisir paling dekat radius 200 km dan paling jauh 1000 km.

Indonesia sebagai teritori riskan tsunami karena ada di lajur tumbukan lurus tektonik aktif yakni Lurus Indo-Australia, Lurus Eurasia, Lurus Pasifik dan Lurus Filipina. Teritori Indonesia yang terhitung riskan tsunami yakni Sumatera, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara, Maluku, Bali dan Jawa.

12 tanda persiapan tsunami

Lurus tektonik aktif biasanya ada di kedalaman perairan samudera. Contoh, Tsunami Mentawai, 25 Oktober 2010 yang terjadi di lajur tumbukan lurus tektonik Eurasia dengan Indo Australia, perairan Samudera Hindia, barat Sumatera Barat. Tsunami Mentawai dipacu oleh gempa memiliki kekuatan 7,8 Mw pada koordinat 3,29 LS dan 100,7 BT dengan episentrum 20,6 km. Arrival time Tsunami Mentawai termasuk cepat sekali yakni 7 menit. Nelayan dan warga pesisir khususnya beberapa pulau kecil alami rugi yang lumayan besar.

Tsunami ialah satu peristiwa karena karakternya yang masif dan tidak bisa diprediksikan. Disamping itu waktu datang gelombang capai pesisir yang relatif singkat terkadang merepotkan penyelamatan. Rerata arrival time tsunami di Indonesia kurang dari 60 menit. Local wisdom atau kearifan lokal banyak daerah di Indonesia sebetulnya benar-benar menolong usaha mitigasi dan penyelamatan. Local wisdom direalisasikan dalam bermacam-macam dan istilah lokal seperti nyanyian/Smong (Aceh), jam kentongan/hoyak tabuik (Pariaman), peringatan/ami norang (Nusa Tenggara), status berlindung/linuh (Bali), bangunan tempat tinggal (Baduy), dan sebagainya.

Musibah alam memang susah untuk dijauhi tetapi cuma bisa diminimalisir resikonya. Maka dari itu, Pemerintahan coba meminimalisir resiko dengan mempersiapkan fasilitas waspada tsunami seperti penempatan alat peringatan awalnya tsunami seperti buoy, tide gauge, seismometer, radar, sensor dan sebagainya. Disamping itu prasarana seperti papan peringatan dan peta riskan tsunami, material pembelajaran, latihan atau replikasi, shelter dan lajur penyelamatan disiapkan di beberapa lokasi riskan tsunami.

Minimnya kesiagaan, pengetahuan dan persiapan warga akan bahaya tsunami mengakibatkan besarnya rugi karena tsunami. Untuk menolong persiapan warga hadapi tsunami, UNESCO-IOC memutuskan 12 tanda persiapan tsunami, yakni tools atau beberapa hal yang harus dilaksanakan warga di tempat riskan tsunami

Adapun 12 tanda persiapan tsunami UNESCO-IOC, yakni:

1. Peta riskan bahaya tsunami
2. Data banyaknya orang di tempat riskan tsunami
3. Papan informasi gempa dan tsunami untuk khalayak
4. Data pendataan sumberdaya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial
5. Peta penyelamatan tsunami
6. Materi pembelajaran dan persiapan gempa dan tsunami untuk khalayak
7. Jadwal/agenda teratur pembelajaran gempa dan tsunami untuk khalayak
8. Jadwal/agenda teratur latihan penyelamatan
9. Gagasan Operasi Genting Tsunami
10. Management Gagasan Kedaruratan
11. Alat yang menerima informasi gempa dan peringatan awalnya tsunami (24/7 BMKG)
12. Alat penyebaran informasi gempa dan peringatan awalnya tsunami (24/7 BMKG atau BNPB/BPBD)