Sepakbola makin susah karena dibalut beragam ketentuan tehnis

patromaks – Saat sebelum jauh ke dasar, kita perlu setuju dahulu: bermain sepakbola itu susah, meskipun semua anggota badan dapat digunakan, terkecuali tangan. Sepakbola itu olahraga team yang mengikutsertakan 11 orang. Satu saja pemain tidak bugar dapat memengaruhi 10 pemain lain dan dapat berpengaruh perform team amburadul.

Sepakbola makin susah karena dibalut beragam ketentuan tehnis, peraturan, sampai ketentuan kepribadian dan adat. Sebenarnya, dimulai dari luar sampai di lapangan, bermain sepakbola jangan asal-asalan, seenak atau seenaknya sendiri, banyak kaedah yang jangan dilanggar. Berbicara masalah laga, factor paling susah pasti musuh. Untuk yang sempat bermain sepakbola pasti memahami.

Jika kualitas musuh di bawah, karena itu semua kemahiran kita dengan cara alamiah keluar, kita dapat memainkan tehnik apa, bahkan juga ballskill yang belum kita dalami dapat tiba-tiba ada. Namun kebalikannya, jika kualitas musuh di atas, apa lagi kehebatannya lebih dari satu tingkat, karena itu kekuatan kita dapat lenyap saat itu juga. Jika musuh lebih luar biasa, jangankan mengatur dan menyepak bola, melemparkan bola out (throw-in) saja, pemain kerap lakukan kekeliruan. Demikianlah marwah sepakbola.

Nahas kembali, telah kalah tehnis, ringkih juga psikis, alias kurang percaya diri tidak punyai kepercayaan dapat menantang. Usai telah narasi, sarana semegah atau bonus sebesar apa saja tidak dapat membantu, terkecuali tangan Tuhan. Itu bukti, telah ditelaah secara empiris, tidak perlu dibantah. Tidak yakin? Ini sepotong narasi. Tahun 1980, saya bermain untuk team Persija di Geram Halim Cup, di Stadion Panutan, Medan. Umur waktu itu 20 tahun. Rivalnya club pemula dari Belanda.

Saat jalan berbaris masuk stadion, saya saksikan sepatu bola pemain musuh besar sekali, kemungkinan nomornya 50. Ditambahkan bernama besar Belanda, nyali juga lebih menciut. Ketika bermain, kekuatan saya lenyap, entahlah ke mana. Tidaklah aneh, Sabtu (02/07/2022), saat Tim nasional Indonesia U-19 bermain seri 0-0 dengan Vietnam, dengan catatan tim nasional punyai banyak kesempatan gol dan kuasai permaiman, pelatih Shin Tae-yong berbicara: “Mulai saat ini pemain Indonesia tidak boleh takut kembali dengan Vietnam.” Pelatih dari Korea Selatan telah buka kekurangan tim nasional kita, yang memang menciut nyali jika berjumpa Vietnam.

Sepakbola makin susah karena dibalut beragam ketentuan tehnis

Di sepakbola, yang mudah itu cuma melihat. Tinggal tiba ke stadion, atau diam di dalam rumah, stel tv, duduk rileks di sofa. Dan bebas komentar apa. Karena asyik menonton, tanpa sadar, kita sukai menempatkan diri lebih pandai dibanding pemain atau pelatih. Tidak boleh sangkal, itu benar ada pada diri kita. Gawatnya kembali, banyak pemirsa salah mengerti, melihat dengan rekomendasi tidak seimbang. Mengambil misal melihat tim nasional U-19, rekomendasinya tim nasional senior. Bahkan juga ada yang gunakan rekomendasi team Eropa. Itu namanya “Jaka Sembung membawa golok,” menyimpang.

Sudah pasti sang pemirsa sakit hati, karena harapannya ketinggian. Kita tidak boleh demikian. Peristiwa itu tidak hanya di pemirsa awan, terkadang menyebar ke pengamat tv. Kerap kita dengar semacam ini: “Walah…. sayang, mengapa sang Polan perlu tergesa-gesa melepas umpan, semestinya ia……” Walau sebenarnya alasan sepakbola memang seharusnya cepat. Lamban diserobot musuh, atau kehilangan kesempatan memperdayai musuh. Atau pengamat ngomong, “Semestinya sang Polan semakin tenang mengatur bola di kotak penalti.” Walau sebenarnya mengatur bola di kotak penalti sepuluh kali lebih susah daripada di tengah lapangan. “Di kotak penalti itu ketat, napas musuh berasa di kuping kita,” kata seorang penyerang, rekan saya.

Sumatera Jawa barat Banten Jawa tengah DI Yogya Jawa timur Bali Sulawesi Yang lain Artikel Tim nasional U-19 harus punyai psikis tanding yang kuat di panggung internasional. Sumber : antarafoto Pembahasan Sepakbola: “Sepakbola… Demikianlah Marwahnya…” News Penilaian Rabu, 6 Juli 2022 – 15:21 WIB Oleh : Team TvOne Team Sport tvOne Sharing : Akhirnya, Rabu malam hari ini, tim nasional U-19 akan berlaga menantang Thailand. Yakinlah, di tingkat umur ini, mereka adalah pemain dan squad terbaik yang kita punyai.Tidak mungkinlah Sin Tae-yong, yang disebut pelatih kelas dunia, salah tentukan pemain, selanjutnya salah juga mengaplikasikan taktik.

Ya, kiatnya seperti disentil barusan. Tim nasional U-19 tentu menang jika beberapa pemain tidak kurang percaya diri dan tidak keder. Apa lagi kemampuan Thailand tidak spesial. Lalu untuk yang menonton? Ya, tidak boleh gunakan rekomendasi yang keliru hingga tiap peristiwa kelihatan lumrah, menarik dan melipur. Terkecuali jika pemain kita telah kelewatan kelirunya, seperti menjabret musuh di kotak penalti, saya akan keluarkan umpatan. Selamat berlaga, Marselino Ferdinan dan teman-teman. Untuk Anda pembaca, selamat melihat.