Bangun Keteguhan untuk Keselamatan Bersama

patromaks – Delapan bulan akhir, Virus Corona jadi teror menakutkan untuk kesehatan semua warga di Indonesia. Indonesia menembus rekor kasus baru COVID-19 sekitar 5.444 kasus pada sebuah hari.

Awalnya, pada Oktober lalu Indonesia tembus rekor sekitar 4.850 kasus pada sebuah hari. Tentu saja warga terus disarankan untuk patuhi prosedur kesehatan yang ada. Cukup banyak warga Indonesia yang mulai beraktivitas seperti umumnya dan berkontak dengan beberapa orang. Beberapa pusat belanja dan tempat rekreasi sudah lakukan aktivitas kembali dengan ketentuan tertentu. Ketentuan yang dilonggarkan makin menambah tambahan kasus COVID-19 di Indonesia terus naik. Cukup banyak tempat umum yang meremehkan prosedur kesehatan walau sebenarnya hal itu penting untuk menahan penyebaran virus dan timbulnya cluster baru. Warga sekarang ini abai dengan prosedur kesehatan karena kejenuhan yang mereka rasakan karena ada COVID-19 di Indonesia. Keteguhan dan kesensitifan diri pada keadaan semacam ini harus dibuat untuk meminimalkan penyebaran virus.

Sikap Egois

Nyaris setahun negara ini diselimuti virus membahayakan. Banyak orang jemu pada keadaan baru di Indonesia dengan beragam ketentuan yang perlu mereka patuhi. Warga dipaksakan harus menyesuaikan dengan keadaan baru. Tidak ada kebebasan untuk pergi bahkan juga lakukan adu fisik dengan sebagian orang. Keadaan semacam ini mengakibatkan pemikiran warga jadi tidak murni hingga sering lakukan beberapa hal yang bisa melipur dirinya dan mengabaik an keadaan negara.

Warga hadapi oleh realita yang paling menyakitkan. Di satu segi mereka ingin kebebasan melakukan aktivitas tetapi harus terpaksa terbatasi, dan negara belum optimal dalam jamin hidup penduduknya akan sejahtera karena ada batas itu. Maka dari itu banyak warga yang membulatkan tekad untuk selalu bekerja dan beraktivitas di luar rumah untuk menyambung hidupnya dan keluarganya. “Mati karena corona atau mati karena tidak makan” ialah pernyataan yang paling menyedihkan. Warga dan pemerintahan sedang dicegat masalah besar dengan beberapa keputusan yang karakternya serba salah.

Pentingnya Membuat Keteguhan

Bangun Keteguhan untuk Keselamatan Bersama

Sikap abai yang sudah dilakukan oleh warga bisa memperkeruhkan situasi. Banyak peristiwa tragis yang terjadi di Indonesia. Pada Mei lalu, Kasatpol PP baru melakukan tindakan saat salah satunya pusat belanja di Tangerang penuh oleh pengunjung saat PSBB. Baru saja ini Lapangan terbang Soekarno-Hatta dipenuhi oleh keramaian massa dengan tidak jaga jarak dan memakai masker. Tentu saja beberapa hal semacam itu akan merepotkan pemerintahan terutamanya Satuan tugas Pengatasan COVID-19 di Indonesia untuk mengatur massa. Tidak itu saja, kasus baru di Indonesia akan bertambah dan perlambat rekondisi keadaan negara.

Kesadaran akan keutamaan jaga kebersihan dan patuhi prosedur harus dibuat dari diri kita. Meninggalkan sikap egois dan memulai berpikir jika semua warga di Indonesia bahkan juga dunia bernasib sama. Kesehatan jadi poin penting sekarang ini, oleh karenanya warga harus taat pada prosedur kesehatan seperti memakai masker saat keluar dari rumah, membersihkan tangan, dan jaga jarak. Jika kita telaten membuat keteguhan pada diri, hidup kita akan sejahtera dan terbebas dari virus.

Tegakan Ketentuan Keselamatan

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Kewenangan Dermaga (KSOP) Kelas II Maumere, JB Kumanireng tunda keberangkatan kapal penumpang tradisionil KM Wismawati di Pelabuhan Laurentius Say Maumere pada Senin kemarin. Keteguhan KSOP Maumere untuk tunda keberangkatan kapal KM Wismawati itu karena banyaknya penumpang yang melewati kemampuan kapal. “Jelas sudah dari kemampuan kapal cuma 30 orang tetapi banyaknya penumpang di atas kapal waktu itu ialah 80 orang, sudah pasti kami tidak mengeluarkan Surat Kesepakatan Melaut (SPB) dan tunda keberangkatan kapal,” tutur Kumanireng di Maumere, ini hari saat bercerita peristiwa waktu itu. Dalam ceritanya, Kumanireng sempat beradu argumentasi dengan salah seorang anggota DPRD yang memaksakan dianya untuk selekasnya keluarkan SPB kapal KM Wismawati ll dan memberangkatkan kapal dengan arah Pemana itu. “Anggota Dewan itu sempat emosi karena kapal itu diundur keberangkatannya sebelumnya setelah memperoleh laporan dan aduan dari salah satunya penumpang kapal itu,” kata Kumanireng.

Di kesempatan itu, Kumanireng menerangkan ke anggota Dewan itu jika kapal KM. Wismawati II sudah kelebihan penumpang dan kondisi cuaca waktu itu sedang jelek yang tentu saja akan mencelakakan pelayaran. Ingat hal itu, KSOP Maumere tidak bisa mengeluarkan SPB saat sebelum factor keselamatan pelayaran tercukupi walau Kapal dengan nakhoda Dariatmo yang mempunyai Surat Kemahiran dan Ketrampilan (SKK) 60 mil itu laik laut dan memiliki dokumen komplet. Sesudah diberi pemahaman ke anggota Dewan itu dan beberapa penumpang, pada akhirannya, seluruh pihak bisa pahami dan beberapa penumpang turun dari kapal beberapa. “Kapal baru diberi SPB sesudah banyaknya penumpang sudah sesuai kapasitas jumlah dan sama sesuai manifest dan keadaan cuaca telah memberikan dukungan untuk melaut,” tutur Kumanireng.

Kumanireng berterima kasih dan animo ke beberapa penumpang yang sudah memberikan kepedulian pada kepatuhan akan keselamatan pelayaran karena sebenarnya Pemerintahan perduli pada keselamatan beberapa penumpang tersebut dan tidak untuk menghalangi atau memperlama waktu pelayaran tersebut. Satu kali lagi, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selalu mengingati lakukan publikasi dan pembelajaran ke warga akan keutamaan keselamatan pelayaran. Keselamatan pelayaran bisa diwujudkan jika ada kolaborasi di antara regulator, operator dan pemakai yang disebut tanggung-jawab bersama. “Jangan memaksa naik ke atas kapal jika penuh, nakhoda disuruh memerhatikan factor cuaca saat sebelum pergi supaya kita bisa selamat tiba di tujuan,” tutup Kumanireng.