Beberapa ratus Masyarakat Sipil Mali Meninggal dalam Gempuran Barisan Membawa senjata

Patromaks.com – Lebih dari 100 masyarakat sipil meninggal dalam gempuran oleh terdakwa pemberontak membawa senjata di Mali tengah. Anggota barisan membawa senjata Katiba Macina serang minimal tiga dusun di komunitas perdesaan Bankass, daerah Mopti tengah Mali, pada Sabtu malam.

Dikutip situs Al Jazeera, Selasa (21/6/2022), minimal 132 masyarakat sipil meninggal dan beberapa aktor sudah dideteksi, menurut pemerintahan Mali dalam sebuah pengakuan. Masyarakat sipil sudah dibunuh dengan dingin oleh para pejuang Macina Katiba dari Amadou Kouffa, sebuah organisasi yang berafiliasi dengan al-Qaeda.

Pembunuhan itu terjadi di kawasan Diallassagou dan dua dusun paling dekat, Diaweli dan Dessagou, di Mali tengah, yang sudah lama terjerumus dalam ketidakamanan. Penyelidik ada di tempat ini hari untuk cari tahu benar apa yang terjadi, kata Moulaye Guindo, walikota Bankass ke kantor informasi The Associated Press.

Mali dan daerah Sahel tengah sepanjang beberapa bulan hadapi rangkaian pembantaian sipil yang didakwakan dilaksanakan oleh kelompok-kelompok membawa senjata.

Beberapa ratus Masyarakat Sipil Mali Meninggal dalam Gempuran Barisan Membawa senjata

Terserang Barisan Berlebihanis

Negara ini semenjak 2012 digoncang oleh ketidakamanan saat kelompok-kelompok yang berkaitan dengan al-Qaeda dan ISIL (ISIS) serang masyarakat sipil, menjerumuskan negara tersebut ke kritis.

Kekerasan yang diawali di utara sudah menebar ke pusat dan ke negara tetangga Burkina Faso dan Niger. Tidak ada faksi yang akui bertanggungjawab atas gempuran di Mali tengah. Sepanjang beberapa minggu pemberontak di Mali tengah sudah memblok jalan di antara kota utara Gao dan Mopti di Mali tengah.

Visi penjaga perdamaian PBB di Mali keluarkan pengakuan mengenai gempuran di Twitter yang menjelaskan jika mereka sedih dengan gempuran pada masyarakat sipil di daerah Bandiagara (daerah Mali tengah) yang sudah dilakukan oleh kelompok-kelompok berlebihanis. Beberapa serangan ini disampaikan sudah mengakibatkan korban dan peralihan warga.

Menewaskan Pasukan PBB

Dalam kejadian terpisah, seorang penjaga perdamaian PBB wafat di hari Minggu karena beberapa luka yang dialami dari alat peledak rakitan, visi PBB untuk Mali menjelaskan dalam sebuah pengakuan.

Kepala Visi PBB untuk Mali, El-Ghassim Wane, menjelaskan jika semenjak awalnya tahun 2022, beberapa gempuran sudah tewaskan pasukan penjaga perdamaian mengenakan seragam PBB.

Ia menjelaskan jika gempuran pada pasukan penjaga perdamaian bisa sebagai kejahatan perang di bawah hukum internasional dan memperjelas kembali loyalitas visi untuk memberikan dukungan perdamaian dan keamanan di Mali.

Semenjak awalnya tahun, beberapa ratus masyarakat sipil meninggal dalam gempuran di Mali tengah dan utara. Beberapa serangan itu dipersalahkan pada pemberontak membawa senjata dan tentara Mali, menurut sebuah laporan oleh seksi hak asasi manusia dari visi PBB di Mali, yang dikenali sebagai MINUSMA.

Visi penjaga perdamaian PBB di Mali diawali pada 2013, sesudah Prancis pimpin interferensi militer untuk singkirkan pemberontak yang sudah menggantikan beberapa kota besar dan beberapa kota besar di Mali utara tahun awalnya.

Visi itu saat ini mempunyai sekitaran 12.000 tentara di Mali dan tambahan 2.000 polisi dan petugas yang lain. Lebih dari 270 penjaga perdamaian meninggal di Mali, menjadikan visi penjaga perdamaian sangat membahayakan di PBB, kata beberapa petinggi.