Bentrokan Masyarakat Muslim-Hindu di India, Penangkapan 97 Masyarakat

Patromaks.com – Masyarakat Muslim bentrokan dengan komune Hindu di Jodhpur, ibukota negara sisi Rajasthan di India sisi utara, semenjak Senin (2/5). Hal tersebut ditanggapi dengan pemerlakukan jam malam dan pemutusan koneksi internet dan penangkapan minimal 97 orang.

Diambil dari Al Jazeera, benturan itu terjadi saat momen keagamaan untuk ke-2 komunitas; muslim mengidentifikasi bulan akhir Ramadhan dan lebaran, dan umat Hindu rayakan festival Parshuram Jayanti atau peringatan kelahiran Dewa Parshuram, Senin (2/5).

Urutan Bentrokan Muslim-Hindu

Diambil dari Indian Kilat, benturan itu berawal saat ke-2 komune agama ini rayakan hari besar mereka pada Senin (2/5). Umat Islam menyongsong Idulfitri, sementara umat Hindu rayakan Parshuram Jayanti atau peringatan kelahiran Dewa Parshuram. Mereka sama ingin mengibarkan bendera yang sebagai wakil agamanya di patung pejuang kemerdekaan Balmukund Bissa, intinya di Gerbang Jalori Jodhpur.

Bendera berbasiskan agama juga berkibar, beberapa pengeras suara di turunkan, tali bendera diikat di dada figur pejuang kemerdekaan itu. Mengakibatkan, amarah bertambah dari faksi musuh, sama-sama umpat terjadi, sampai bentrokan juga pecah. Memberi respon kekacauan itu, polisi bubarkan massa dengan memakai pentungan dan gas air mata.

Bentrokan Masyarakat Muslim-Hindu di India, Penangkapan 97 Masyarakat

Massa selanjutnya serang sebuah pos polisi dan mencederai empat petugas. Menurut media lokal, terdaftar minimal 10 orang cedera dan seseorang dibawa ke rumah sakit. Saat malam hari, keadaan disebutkan telah aman. Tetapi esok harinya saat hari Raya Idulfitri yang jatuh pada Selasa (3/5), bentrokan kembali. Benturan disebutkan terjadi di antara polisi dan komune Muslim.

Beberapa orang yang tiba untuk sholat mulai membuat jargon dan dengan paksakan coba dekati patung, melepaskan bendera. Benturan yang terjadi pagi barusan dengan polisi tidak dengan warga lain, kata beberapa petinggi diambil Indian Kilat.

Dampak benturan itu, beberapa warga alami beberapa luka, terhitung mereka yang tidak tahu-menahu masalah perselisihan itu awalnya. Saat hari Raya, saya pulang dari kantor tempat saya magang, saat itu satu kelompok yang terbagi dalam 10-15 orang serang saya dan rekan-rekan saya, terang salah satunya warga yang alami cedera di punggung, Shoaib Arshad.

Arshad lalu berkata, Rekan saya Sakhawat Ansari kenakan piyama kurta dan mereka mengenali agama kami. Mereka menyerang dan memukuli kami dengan tongkat serta membakar sepeda kami. Bentrokan yang makin besar membuat polisi kerahkan pasukan dengan jumlah besar di tempat Gerbang Jalori.

Benturan itu direspon dengan mobilisasi polisi dengan jumlah besar di tempat Gerbang Jalori, Jodhpur, susul semakin banyak pertarungan di antara ke-2 barisan. Diambil dari Reuters, polisi memakai pentungan untuk bubarkan massa waktu itu. Massa terlihat sama-sama memburu dengan polisi yang berusaha melerai benturan dan menyingkirkan masyarakat yang merapat.

Ketua Menteri (seperti Gubernur negara sisi) Rajasthan Ashok Gehlot sudah mengirimi petinggi seniornya ke wilayah itu untuk pastikan supaya kekerasan tidak bertambah. Dia menghimbau warga untuk jaga perdamaian. Diambil dari Indian Kilat, jam malam diterapkan di 10 tempat kantor polisi Jodhpur dan service internet mobile diputus pada Selasa (3/5).

Penangkapan 97 Masyarakat

Polisi juga menjelaskan 97 orang sudah diamankan selama ini berkaitan dengan benturan itu. Sentimen dan gempuran pada Muslim naik di semua India di bulan lalu, terhitung pelemparan batu di antara barisan Hindu dan Muslim sepanjang acara keagamaan dan perusakan beberapa property yang mayoritas punya Muslim oleh faksi berkuasa.

Komune Muslim sendiri sebagai minoritas dengan pembagian 14 % dari 1,4 miliar warga India. Beberapa pimpinan Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata yang berkuasa di India disebutkan sembunyi-sembunyi memberikan dukungan kekerasan itu. Sementara, Pertama Menteri Narendra Modi selama ini bungkam mengenai hal tersebut.

Tidak ketinggal, peraturan bias juga muncul. Misalkan, negara sisi Maharashtra, sebagai lokasi pusat keuangan India Mumbai, memberi tenggat waktu 4 Mei ke beberapa masjid untuk melepaskan pengeras suaranya karena memandang azan sebagai pencemaran suara.