Berseluncur di Ruangan Big Data Warga Indonesia

patromaks – Ada tiga argumen kenapa Prof. Dr. Zudan Bijak Fakrulloh, S.H., M.H. terlihat berbahagia selama seharian tempo hari. Pertama, hari itulah genap tujuh tahun memegang Direktur Jenderal Kependudukan dan Pendataan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil).

Ke-2 , warga Indonesia telah 273 juta yang masuk ke big data Dukcapil, itu telah sama dengan 99,21 % harus KTP el (electronic) yang telah mempunyai KTP el. Yang ke-3 , nach ini yang terkesan untuknya : hari Jumat ini dia berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan beribadah haji. “Ini rejeki nomplok yang tidak disangka-sangka,” sebut pertanda sukur Dirjen Dukcapil saat terima kami, saya dan artis Anwar Fuady

Visa Haji Baru Keluar

Visanya saja baru usai tempo hari. Walau sebenarnya, minggu ini saya merencanakan ke Makassar dengan Mas Ilham,” ceritanya ke Anwar Fuady. Sedianya, siang itu kami menjumpai Prof Zudan bersama Ketua Umum PWI Pusat Atal Depari. Tetapi, pesawat yang ditumpangi Atal dari Kalimantan Utara gagal terbang pagi sama sesuai gagasan, hingga dia baru datang di Jakarta jam 5 sore.

Betul kata orang arif, kebahagiaan seorang jadi elemen positif untuk yang lain. Karena Zudan bahagia kami juga turut kebagian hadiah spesial tempo hari. Saat pamit, ia menarik kami masuk ruangan Call Center Dukcapil. Wow! Dalam ruangan selebar 100 M2 tersebut rupanya tempat big data semua warga Indonesia yang sudah ber KTP- el, disimpan.

Perdefinisi, mahadata, data raya, atau data bandang (bahasa Inggris: big data) ialah istilah umum untuk semua himpunan data dengan jumlah yang besar sekali, sulit, dan tidak terancang hingga menjadikan sulit diatasi jika cuma memakai perkakas management pangkalan data biasa atau program pengolah data tradisionil semata. Mahadata meliputi perkembangan data dan info yang eksponensial dengan kecepatan dalam pertambahannya. Big data maknanya mempunyai data yang bermacam hingga mengakibatkan rintangan baru dalam pemrosesan beberapa data besar yang heterogen dan ketahui bagaimanakah cara pahami semua data itu.

Studio Production House

Ruang Big Data Dukcapil ada di lantai 2. Seperti preview room “production house”. Ada deretanan sofa menghadap monitor kaca ukuran besar, yang luasnya sedinding penuh. Lantas Zudan memberikan aba-aba. Beberapa data kependudukan juga berubah-ubah ada sama sesuai order.

Tersebut kerja hasil senyap dari teman-teman. Saat saya dahulu masuk jadi dirjen baru 46 instansi,” cerita Zudan. Terdaftar juga dua puluh instansi yang paling banyak terhubung data, diantaranya Telkomsel, Kementerian Sosial, BPJS Kesehatan, XL Axiata, Indosat, dan BRI.

Sekitaran 1/2 jam kami berseluncur di ruangan big data itu. Zudan minta KTP saya, lalu membacakan NIK (Nomor Induk Kependudukan) nya ke operator. Dalam perhitungan detik ada bentuk KTP el dengan photo saya selayar penuh. Selanjutnya ada kartu keluarga berisi data dan photo semua bagian keluarga. Click kembali ada beberapa data pendamping, dimulai dari perbankan, pajak sampai vaksinasi. “Saya donk,” selak Anwar Fuady sekalian memberikan KTP el nya. Artis itu kagum menyaksikan sesaat saja semua isi KTP el nya tampil di monitor.

Berseluncur di Ruangan Big Data Warga Indonesia

Status Anwar bisa dibaca terang duda mati. Oh, iya, tahun kemarin Anwar memang kehilangan istri tersayang karena terkena Covid-19. Anwar kaget data banknya ada. Segampang tersebut terhubung data warga sekarang ini. Sampai di sini ada pesan. Begitu keutamaan KTP el dijaga tidak jatuh pada tangan faksi yang tidak bertanggungjawab. Tidak ada ampun demikian NIK kita terkuasai penjahat. Sama dengan semua data personal ikut terkuasai. Beberapa bulan kemarin, telah saya tunjukkan. Saya pernah minta kontribusi Dirjen Zudan untuk diantaranya pergantian photo saya yang hancur di KTP -el dan cetak KTP el mendiang ayah yang meninggal dunia sembilan tahun kemarin.

Dalam hitungan waktu fisik KTP telah datang di dalam rumah. Demikian juga saat KTP el putri saya lenyap secara cepat dapat ditukar cukup dengan ketahui NIKnya. Saya baru memahami, kenapa aktor kejahatan saat ini dapat dalam sekejap diringkus faksi yang berwajib. “Tehnologinya kami design otonom. Big data kependudukan kita telah komplet by name by adress berbasiskan nik,” ungkapkan Zudan.Pria langsing kelahiran 24 Agustus 1969 ini salah satu dirjen kementerian di Tanah Air yang terjun langsung menyosialisasikan ke khalayak keringanan akses info khalayak di cakupan tupoksinya.

Zudan sendiri yang tampil dalam video panduan mengajarkan rakyat langkah gampang terhubung atau mengurusi permasalahan kependudukan lewat cara online. Mulai pembikinan akta kelahiran, akta kematian, pergantian Kartu Keluarga dan KTP el yang lenyap atau yang hancur. Saya memerhatikan di kantornya tempo hari semua dinding disanggupi info tentang hal itu. Ruangan kerjanya sendiri merangkap jadi studio. Semua sudutnya berisi back turun acara penerangan. Di sanalah ternyata ia shooting atau merekam materi tutorialnya. Demikian masuk ruangnya kami juga berfoto dengan backdrop itu.

Guru Besar Paling muda

Wikipedia menulis Prof. Dr. Zudan Bijak Fakrulloh, SH, MH. sebagai anak ke-7 dari 9 bersaudara yang lahir dari keluarga simpel di Sleman, Yogyakarta. Pengajaran S1 dilakukan di tahun 1988-1992 dari FH UNS. S 2 Magister Hukum dilakukan tahun 1993-1995 dari Program Magister Hukum Undip dan Program Doktor Hukum dilalui dari universitas yang serupa di tahun 1996-2001. Semenjak remaja, anak pasangan Dibyo Suwarto-Sukamtiyah ini termasuk aktif dalam beragam aktivitas. Selainnya karate, Dia aktif dalam club remaja pencinta alam, dan karang taruna.

Zudan menuntaskan S1 S2 S3 semuanya dari bea pelajar. Saat masih kuliah di Fakultas Hukum UNS Surakarta, dia telah mendapatkan bea pelajar dari Yayasan Adji Darma Bhakti. Minimal, bea pelajar yang didapatkan saat itu bisa mengurangi beban orang-tua. Prestasi yang serupa bersambung sampai S2 Kampus Diponegoro Semarang memperoleh beasiswa dari Yayasan Wijaya Kusuma Surabaya dan Program S 3 Pengetahuan Hukum di Kampus Diponegoro memperoleh beasiswa program favorit dari Program Urge World Bank.