Biden Akan Berjumpa Putra Mahkota Arab Saudi, Acuhkan Permasalahan HAM yang Pernah Disorotinya

Patromaks.com – Presiden AS Joe Biden akan membuat riwayat bulan kedepan dengan penerbangan langsung di antara Israel dan Arab Saudi, di mana dia akan berjumpa Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Cara ini memiliki arti jika Presiden ke-46 AS akan tinggalkan usaha untuk mengucilkan pimpinan de facto kerajaan minyak itu, atas dakwaan pembunuhan kritikusnya yang vokal, Jamal Khashoggi.

Akhiri pertaruhan yang berguling awalnya, Gedung Putih pada Selasa (14/6/2922) umumkan jika Biden akan lakukan perjalanan ke Israel, Pinggir Barat Palestina dan Arab Saudi dari 13-16 Juli. Ini bisa menjadi perjalanan pertama Biden ke Timur tengah sebagai presiden, dan selainnya tatap muka dengan beberapa pimpinan pribadi di ke-3 negara, dia akan mendatangi KTT Dewan Kerja sama Teluk Regional di Arab Saudi. Ada keinginan yang luas jika Biden mengharap untuk memperoleh dorongan dari produksi minyak Saudi, dalam usaha melulutkan harga bahan bakar dan inflasi di negaranya, dam menjelang penyeleksian konferensi periode menengah di mana partai demokratisnya beresiko kehilangan suara.

Apa saja hasilnya, pertemuannya dengan Putra Mahkota Arab Saudi, yang kerap dikatakan sebagai MBS, akan mengidentifikasi peralihan peraturan yang polemis dari Pemerintah Biden. Sebagai calon presiden awalnya, Biden menjelaskan pembunuhan 2018 atas Jamal Khashoggi, seorang warga AS kelahiran Saudi yang dikenali karena membuat artikel krisis mengenai penguasa Saudi di Washington Post, akan jadikan negara maju minyak itu sebagai paria. Penemuan intelijen AS yang di-launching oleh Administrasi Biden mengenali MBS sebagai dalang operasi pembunuhan itu.

Gedung Putih memverifikasi jika keamanan energi bisa menjadi topik di Arab Saudi, walau beberapa petinggi mengutamakan jika semua perjalanan mempunyai arah diplomatik yang bertambah luas. Sekretaris Jurnalis Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengutamakan jika lawatan ke daerah Timur Sedang jadi pucuk dari diplomasi beberapa bulan, yang berlawanan dengan kedukaan politik lokal AS belakangan ini. Biden akan turut serta dengan nyaris selusin pimpinan Timur tengah sepanjang perjalanan singkat tetapi intensif itu, memperlihatkan kembalinya kepimpinan Amerika, kata seorang petinggi senior AS ke reporter seperti dikutip AFP.

Biden Akan Berjumpa Putra Mahkota Arab Saudi, Acuhkan Permasalahan HAM yang Pernah Disorotinya

Rekondisi jalinan dengan Palestina

Tour Biden ke Timur tengah bulan kedepan diawali dengan berjumpa Pertama Menteri Naftali Bennett di Israel. Ini bisa menjadi lawatan kali sesudah nyaris 50 tahun lalu Biden tiba sebagai senator muda. Bakal ada penekanan pada support AS yang besar untuk angkatan membawa senjata Israel, terhitung mekanisme pertahanan anti-rudal kubah besi, di tengah-tengah kemelut atas ketidakberhasilan untuk menghidupkan kembali kesepakatan internasional yang batasi peningkatan nuklir Iran.

Saat ada di Israel, presiden peluang akan berkunjung wilayah di mana mekanisme pertahanan ini dipakai, dan mengulas pengembangan baru antar-negara yang memakai tehnologi laser untuk menaklukkan rudal dan teror udara yang lain, kata petinggi itu, bicara dengan persyaratan anonimitas ke AFP. Presiden akan memperjelas kembali loyalitas Iron Clad pada keamanan Israel. Biden akan berjumpa dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, peluang di Bethlehem, kata petinggi AS itu. Biden akan mengutamakan loyalitas sepanjang umurnya pada jalan keluar dua negara untuk masyarakat Palestina dan Israel, dan mengembalikan jalinan AS dengan masyarakat Palestina yang nyaris terputus di bawah perintisnya Donald Trump.

Riwayat dan Pro-kontra

Perjalanan ini akan membuat riwayat dan pada akhirannya akan hasilkan terbanyak percakapan. Penerbangan Biden dari Israel ke Jeddah bisa menjadi yang pertama oleh presiden AS dari Israel ke negara Arab yang tidak mengaku negara tersebut. Pada 2017, Trump lakukan perjalanan secara kebalik.

Sesampainya di situ, Biden akan mendatangi Dewan Kerja sama Teluk dengan beberapa pimpinan dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dan tergabung dengan beberapa pimpinan Mesir, Irak dan Yordania, kata petinggi AS. Fokus untuk Biden akan menjaga gencatan senjata yang baru -baru ini diperpanjang di Yaman, dan menyikapi permasalahan Iran, lebih memajukan hak asasi manusia, dan pastikan energi global dan keamanan pangan, kata petinggi itu.

Biden akan tergabung dengan KTT virtual atas sesuatu yang disebutkan barisan diplomatik I2-U2 India, Israel, UEA dan Amerika Serikat. KTT ini fokus pada kritis ketahanan pangan yang dipacu oleh agresi Rusia ke Ukraina yang menghalangi export pertanian. Tetapi, tatap muka yang paling disoroti tentu saja ialah di antara Biden dan MBS. Kita bisa memprediksi presiden untuk berjumpa dengan putra mahkota, kata petinggi AS, sekalian menampik ide jika Biden mundur dari konsep -prinsipnya. Peraturan AS menuntut kalibrasi ulangi jalinan sesudah pembunuhan Khashoggi, bukan pemutusan (hubungan), kata petinggi itu.

Petinggi itu memperlihatkan jika Arab Saudi sudah jadi partner AS yang vital sepanjang delapan dasawarsa, dan sebagai rumah untuk sekitaran 70.000 orang Amerika. Lawatan itu, menurut petinggi itu, ialah hal yang pintar untuk dilaksanakan pada saat yang pas dan tawarkan peluang untuk keuntungan berarti untuk Amerika Serikat, untuk Arab Saudi, dan untuk daerah Timur tengah.