Catatan Penting 30 Tahun Persahabatan Indonesia-Ukraina

patromaks – Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin, saya tiba dalam peringatan persahabatan dan hubungan diplomatik Indonesia dan Ukraina. Pada acara peringatan itu, saya dengar dengan jeli pidato Dubes Vasyl berkenaan demikian kelebihan hubungan dua negara walaupun di tengah ketidaktahuan yang dilanda bangsa Ukraina.

Rasa haru meliputi hati semua undangan yang tiba, khususnya warga Indonesia, di mana Dubes Vasyl membacakan pidatonya berlembar-lembar dengan bahasa Indonesia pada hari spesial dan bersejarah untuk hubungan dua negara ini. Sebagai warga Indonesia, tentu pergerakan Dubes Vasyl patut untuk dipandang. Berulang-ulang dalam pidatonya ia memprioritaskan kata “kerabat” yang dia alami berkenaan demikian tersentuhnya ia melihat sebagian dari kami (warga Indonesia yang diundang) untuk mengumandangkan kebenaran atas suatu hal yang terjadi dalam krisis Ukraina-Rusia.

Walaupun kita ketahui bila sedikit warga Indonesia yang terliterasi dengan baik duduk masalah yang sebenarnya terjadi antara Ukraina dan Rusia. Sentimen pro-Rusia ramai terjadi, disinformasi media sosial dan tidak yakin warga Indonesia akan beberapa media Barat tetap menjadi halangan tertentu dalam ketahui krisis Ukraina-Rusia secara imbang. Karenanya, tidak begitu berlebihan rasanya saya tuang pemikiran ini agar bisa sedikit berperanan pada hubungan diplomatik yang telah dibikin 30 tahun lamanya oleh bangsa Indonesia dan bangsa Ukraina. Masih lekat dalam ingatan saya, jawaban Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atas pertanyaan diplomat senior Dino Patti Djalal yang disebutkan langsung ke masyarakat Indonesia melalui live streaming pada 27 Mei 2022 kemarin.

Saat ditanya apa sebagai bottom line dari perjuangan bangsa Ukraina dalam temui invasi dari Rusia, Presiden Zelensky menjawab bila bottom line-nya kurang lebih sama dengan bangsa Indonesia saat perjuangkan kemerdekaan bangsa. Bila Ukraina adalah sebuah negara berdaulat (sovereign state), dan rakyat Ukraina hanya ingin apa yang mereka punya bisa kembali, dan bisa hidup di tanah airnya dengan damai. Jawaban itu hampir pasti disetujui oleh bangsa Indonesia, dan bangsa mana saja di bumi ini. Tidak ada satu negara berdaulat yang ingin negaranya direcoki, diintervensi, dan diokupasi oleh negara lain. Bila beberapa negara di dunia seharusnya menghargakan kedaulatan negara lainnya, dan hidup berdekatan secara damai. Penghormatan atas kedaulatan negara tersebut sebetulnya sebagai buah dari Persetujuan Westphalia pada 1648.

Bagaimana selembar kertas dari Persetujuan Westphalia yang menghasilkan Westphalian Sovereignty (Kedaulatan Westphalia) sukses stop perang berdarah 30 tahun di wilayah Eropa. Berikut sebagai dasar pemikiran gagasan sebuah negara dan bangsa yang dipercaya oleh bangsa-bangsa di dunia. Kedaulatan negara dan bangsa jadi fundamental, khusus, dan asasi yang dimiliki bangsa yang berdaulat. Kedaulatan adalah buah dari pilihan sebuah bangsa untuk tetapkan nasibnya sendiri tanpa didikte oleh negara lain. Tidak terpikirkan awalannya bila krisis yang dijumpai Ukraina saat ini bisa terjadi di tanah Eropa, di jaman modern, dan di zaman ke-21 saat ini.

Kedaulatan negara dan bangsa yang disepakati 374 tahun kemarin di Eropa jadi seolah tidak lagi dilihat. Walaupun sebetulnya, ini yang memacu gagasan negara berdaulat dan ketentuan hukum internasional yang mengatur dunia. Saat ini sudah lebih dari 100 hari, Ukraina ikut serta konflik terbuka dengan Rusia. Lebih dari 4.000 korban jiwa berjatuhan, baik militer dan warga sipil Ukraina, beberapa ratus satu diantaranya adalah anak-anak. Dan beberapa ribu lainnya beberapa cedera karena diserang senjata artileri, beberapa puing bangunan, dan misil. Dalam penilaian kantor info Guardian saat ini diprediksikan sekitar 100-200 tentara Ukraina yang terbunuh sehari-harinya karena perang ini. Menurut UNHCR (9 Juni 2022), ada hampir sekitar 5 juta jiwa warga Ukraina yang berpindah ke wilayah Eropa, dan biasanya pada mereka pada kondisi yang paling riskan.

Catatan Penting 30 Tahun Persahabatan Indonesia-Ukraina

Catatan Penting 30 Tahun Persahabatan Indonesia-Ukraina

Korban banyak juga berjatuhan kepada pihak Rusia. Bukti-bukti ini yang menjadikan kondisi krisis Ukraina-Rusia berada di titik kritis, yang jika didiamkan akan terus punya pengaruh pada kehancuran dua negara, khususnya Ukraina. Ini sebagai kehilangan yang luar biasa dari kehidupan manusia. Pertanyaan simpelnya adalah sampai kapan perang ini akan selesai, dan apa yang bisa dunia, dan Indonesia lakukan untuk stop satu diantaranya musibah kemanusiaan di tahun 2022 ini? Sebagai bangsa yang menyenangi perdamaian dan memiliki riwayat perjuangan kemerdekaan atas penjajahan, Indonesia seharusnya memiliki kepedulian dan empati untuk bangsa-bangsa yang alami intimidasi atas kedaulatan negaranya.

Tercantum dalam konstitusi Indonesia bila arah politik luar negeri Indonesia salah satunya menjaga kedisiplinan dunia dan berperanan dalam perdamaian dunia. Itu adalah perintah konstitusi kita, yang dirumuskan oleh beberapa pendiri bangsa ini . Maka terkait rasanya jika Indonesia masih tetap berperan aktif dan mengumandangkan nasib kawan akrabnya di belahan wilayah Eropa yang usaha atas kedaulatan bangsa dan integritas wilayahnya dari bangsa lain. Minimum, kepedulian itu dipertunjukkan dengan mendudukkan masalah ini secara faktual dan disuarakan untuk memberikan literatur informasi yang sebesar-besarnya untuk publik Indonesia.

Bila ini adalah masalah dasar berkenaan kedaulatan sebuah negara yang terusik menuntut oleh negara lainnya, dan apa yang terjadi di Ukraina telah melahirkan musibah kemanusiaan di jaman modern yang tidak terperikan. Kita harus ingat bila apa yang terjadi dan menimpa bangsa Ukraina, jadi preseden untuk negara dan bangsa lainnya tanpa terkecuali, terhitung Indonesia. Sudah pasti kita tidak ingin ini terjadi kembali lagi ke negara mana saja di dunia. Karenanya, penting untuk Ukraina untuk menang sampai ini seterusnya jadi catatan penting untuk beberapa negara lainnya punyai niat untuk menginvasi negara lainnya.

Satu hal lainnya penting untuk dicatat, dalam kesempatannya menyapa masyarakat Indonesia itu (27/5), Presiden Zelensky berikan bila harus dikenang bila dalam konstitusi Ukraina, bahkan sejak merdekanya, Ukraina adalah negara yang tidak memiliki konsolidasi blok mana saja (non-aligned status). Peluang pernyataan ini adalah pernyataan yang pertamanya kali dijelaskan di muka publik internasional, dan sedikit ditemui awalannya. Status ini penting untuk dimengerti dan dipahami oleh bangsa Indonesia, sebagai literatur bila Ukraina dan Indonesia adalah sama negara yang berdaulat dan merdeka, yang tidak berdasar pahami blok mana saja. Bila apa yang telah dilaksanakan oleh Ukraina saat ini sebagai keperluan untuk selalu bertahan hidup (survival interest), antara hidup dan mati, antara hidup merdeka atau dijajah bangsa lain. Keserupaan nilai dan cara pandang ini yang seharusnya jadi pijakan masyarakat Indonesia dalam menyaksikan dasar permasalahan dari krisis yang terjadi di Ukraina.