Ini Penyebab Perseteruan Rusia Dan Ukraina

patromaks.com – Yang memicu perseteruan Rusia dan Ukraina kembali jadi pantauan. Terakhir ke-2 negara benar-benar dalam bagian kritis tingkat tinggi sampai digadangkan agresi dapat dikerjakan kapan pun.

Beberapa negara terhitung Amerika Serikat turun tangan mengintimidasi Rusia bila betul agresi dapat dikerjakan. Bahkan juga AS dan beberapa negara mengantarkan kontribusi berwujud perlengkapan militer ke Ukraina bila betul gagasan agresi dapat dikerjakan.

Lantas apakah sebagai yang memicu perseteruan Rusia dan Ukraina? detikcom meringkas infonya di bawah ini.

Yang memicu Perseteruan Rusia dan Ukraina: Peristiwa Singkat

Diberitakan Al Jazeera, kurang lebih 1.200 tahun yang lalu, Ukraina, Rusia dan Belarusia terlahir di pinggir Sungai Dnieper di Kievan Rus, Kievan Rus, negara adidaya era tengah yang termasuk sejumlah besar Eropa Timur. Walau begitu, Rusia dan Ukraina jauh berbeda secara bahasa, peristiwa sampai politiknya.

Presiden Rusia Vladimir Putin berkali-kali mengakui kalau Rusia dan Ukraina merupakan satu sisi dari peradaban Rusia, yang termasuk Belarusia. Tetapi claim itu dibantah oleh Ukraina. Selanjutnya Ukraina mengerjakan revolusi sepanjang 2x, yaitu di tahun 2005 dan 2014, yang menampik dominasi Rusia. Ukraina pun selalu cari jalan supaya bisa tergabung Uni Eropa dan NATO.

Rusia lantas menampik keras langkah itu dan minta Ukraina buat ‘tak pernah tergabung dengan NATO atau North Atlantic Treaty Organization, yang diawalnya pilihannya benar-benar punya tujuan menentang intimidasi pengembangan Rusia pascaperang di Erop

Putin amat geram dengan harapan pangkalan NATO di sisi perbatasannya dan menjelaskan masuknya Ukraina dengan sekutu transatlantik pimpinan AS dapat mengidentifikasi pelintasan garis merah antara ke-2 nya.

Saat revolusi Ukraina di 2014, berlangsung protes besar buat menjatuhkan presiden Ukraina yang pro-Rusia namanya Viktor Yanukovych. Masa itu, Viktor menampik persetujuan perikatan dengan Uni Eropa untuk interaksi yang lebih dekat sama Moskow. Saat penggulingan Viktor, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina dan menggerakkan pecahnya sebuah perlawanan separatis di timur Ukraina. Ketika itu, Ukraina dan Barat mendakwa Rusia berkirim pasukan dan senjatanya buat memberi dukungan pemberontak. Rusia menolaknya dan mendakwa orang Rusia yang tergabung dengan separatis merupakan relawan.

Di 2015, dengan penengah Prancis dan Jerman, Rusia dan Ukraina mengerjakan persetujuan damai buat menyudahi pertarungan jumlah besar. Tetapi usaha itu tidak berhasil menggapai penuntasan politik.

Uni Eropa dan AS udah menetapkan rangkaian aksi sebagai respon atas aksi Rusia di Krimea dan Ukraina timur, terhitung ancaman ekonomi yang membidik pribadi, materi, dan divisi spesifik dari ekonomi Rusia.

Kremlin mendakwa Ukraina menimbulkan kegentingan di timur negara tersebut dan menyalahi persetujuan gencatan senjata Minsk.

Ini Penyebab Perseteruan Rusia Dan Ukraina

Argumen Rusia Serang Ukraina: Timeline Peristiwa Teranyar

Diberitakan Al Jazeera, berikut timeline berlangsungnya perseteruan Ukraina-Rusia sampai saat ini:

November 2021: Citra satelit perlihatkan penimbunan pasukan anyar Rusia di tepian dengan Ukraina. Ukraina mengatakan Rusia udah memobilisasi 100.000 tentara bersama dengan tank dan fitur keras militer yang lain.

7 Desember 2021: Presiden AS Joe Biden mengingatkan Rusia perihal ancaman ekonomi dari Barat bila serang Ukraina.

17 Desember 2021: Rusia ajukan tuntutan keamanan yang detil pada Barat, terhitung kalau NATO menyudahi seluruh pekerjaan militer di Eropa timur dan Ukraina. Rusia pun minta NATO tidak untuk pernah terima Ukraina atau beberapa negara sisa Soviet yang lain sebagai anggota.

3 Januari 2022: Biden memberikan keyakinan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kalau AS dapat “menyikapi dengan berani” bila Rusia menginvasi Ukraina.

10 Januari 2022: Petinggi AS dan Rusia bersua di Jenewa buat perbincangan diplomatik tetapi tidak berhasil. Rusia mengulang-ulang tuntutan keamanan yang menurut AS tidak bisa diterima.

24 Januari 2022: NATO memposisikan pasukan pada kondisi waspada dan menguatkan kedatangan militernya di Eropa Timur dengan bisa lebih banyak kapal dan jet tempur. Sejumlah negara Barat mulai mengevakuasi staff kedutaan dari Kyiv. AS memposisikan 8.500 tentara dalam waspada.

26 Januari 2022: Washington memberi respon tercatat pada tuntutan keamanan Rusia, mengulang-ulang loyalitas pada keputusan “pintu terbuka” NATO sembari menjajakan “penilaian yang berprinsip dan pragmatis” atas kedukaan Moskow.

27 Januari 2022: Biden mengingatkan peluang agresi Rusia di Februari.

28 Januari 2022: Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan tuntutan keamanan inti Rusia belum disikapi namun Moskow siap untuk selalu bicara. Presiden Ukraina Zelenkskyy mengingatkan Barat buat mengelak membuat “kekhawatiran” yang bakal berefek negatif pada ekonomi negaranya.

31 Januari 2022: AS dan Rusia berdiskusi perihal kritis Ukraina di babak tertutup privat Dewan Keamanan PBB.

– Duta Besar AS buat PBB Linda Thomas-Greenfield menjelaskan pada dewan kalau agresi Rusia ke Ukraina dapat mengintimidasi keamanan global.

– Utusan Rusia buat PBB Vasily Nebenzya mendakwa Washington dan sekutunya kobarkan intimidasi perang, di mana Rusia selalu menyanggah tuduhan gagasan agresi.

“Dialog perihal intimidasi perang amat provokatif. Anda nyaris mengatakan ini. Anda mau itu berlangsung,” kata Nebenzya.