Keinginan Hatta Bangun Mushola Istiqlal di Jalan Thamrin Ditampik, Soekarno Ingin di Samping Gereja Katedral

Patromaks.com – Keinginan Hatta Bangun Mushola Istiqlal di Jalan Thamrin Ditampik, Soekarno Ingin di Samping Gereja Katedral. MASJID Istiqlal genap berumur 44 tahun di hari ini Selasa (22/2). Mushola ini menjadi satu diantara lambang kemerdekaan dan keanekaragaman Indonesia. Mushola yang berdiri di tempat sisa Taman Wilhemina ini jadi tujuan rekreasi religius.

Sanggup memuat 200.000 jemaah, Istiqlal sebagai mushola paling besar di Asia Tenggara. Luas bangunannya capai 26 % dari keseluruhan teritori selebar 9,32 hekatre yang selebihnya sebagai halaman dan pertamanan.

Awalnya, Kementerian PUPR sudah selesai menuntaskan pembuatan perbaikan Mushola Istiqlal yang berada di Jakarta Pusat sepanjang 14 bulan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga langsung resmikan perbaikan itu pada Kamis 7 Januari 2021 kemarin.

Dijumpai, Mushola Istiqlal sebagai mushola yang mempunyai penuh nilai riwayat. Karena pembangunannya mengikutsertakan beberapa pendiri NKRI.

Tetapi ada yang memikat saat penyeleksian lokasi pembangunan Mushola Istiqlal. Masalahnya sempat memunculkan ketidaksamaan opini di antara Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta waktu itu.

Bung Hatta ingin supaya Mushola Istiqlal dibangun di Jalan MH Thamrin

Saat itu, Bung Hatta ingin supaya Mushola Istiqlal dibangun di lokasi yang sekarang ini jadi tempat berdirinya Hotel Indonesia atau di Jalan MH Thamrin sekarang ini. Pemikiran Bung Hatta saat itu, wilayah itu ada di lingkungan muslim dan ada tempat yang lumayan luas.

Bung Hatta kurang sepakat bila mushola kebanggaan bangsa itu dibuat di teritori Pasar Baru karena lokasi itu terdapat banyak bangunan-bangunan lama warisan Belanda.

Hatta berargumen akan mahal karena harus membedah sisa benteng jika Mushola Istiqlal dibangun di lokasi itu.

Tetapi Bung Karno masih tetap menginginkan supaya pembangunan Mushola Istiqlal dilaksanakan di dekat sekitaran Pasar Baru, persisnya di Taman Wilhelmina dan dekat benteng kuno Belanda. Sama seperti yang dicemaskan Bung Hatta, bujet untuk membuat mushola pada tempat itu tentu sangat besar.

Kenapa Bung Karno bersikeras lokasi Mushola Istiqlal ada di dekat sekitaran Pasar Baru, karena dia ingin sampaikan pesan jika bangsa ini mempunyai semangat persatuan dan toleran beragama yang paling kuat sesuai nilai-nilai Pancasila.

Presiden pertama RI bersikeras Mushola Istiqlal harus dibuat di dekat Gereja Katedral

Keinginan Hatta Bangun Mushola Istiqlal di Jalan Thamrin Ditampik, Soekarno Ingin di Samping Gereja Katedral

Itu argumen khusus kenapa Presiden pertama RI itu bersikeras Mushola Istiqlal harus dibuat di dekat Gereja Katedral sebagai pusat aktivitas umat Kristen di Indonesia. Berbeda opini itu disingkap Setiadi Sapandi dalam buku biografi Friedrich Silaban (2017).

Friedrich Silaban sendiri sebagai arsitek yang memenangi sayembara rancang bangun Mushola Istiqlal yang diadakan oleh pemerintahan RI saat itu.

Arsitek alumnus Institut Tehnologi Bandung (ITB) itu menyisihkan 27 peserta dan bawa hadiah emas 75 gr dan uang sejumlah Rp25 ribu atas kreasinya itu.

Berkaitan pembicaraan Soekarno dan Hatta hal pembangunan Mushola Istiqlal di sisa Taman Wilhelmina dan dekat benteng kuno Belanda itu, Abdul Mun’im DZ dalam Bagian Riwayat NU (2017) menulis, Soekarno sampaikan keterangan ke KH Saifuddin Zuhri.

Dikutip dari NU Online, Bung Karno mengutarakan jika saat sebelum kompeni Belanda membuat Taman Wilhelmina dan benteng, di sana berdiri sebuah mushola yang selanjutnya ditumbangkan oleh Belanda untuk membuat dua situs itu.

KH Saifuddin Zuhri saat itu tiba menjumpai Soekarno yang malah ingin menuntaskan pembangunan Monumen Nasional (Monas) lebih dulu walau sebenarnya pembangunan Mushola Istiqlal belum selesai. Tetapi, Soekarno memperjelas loyalitas penuntasan pembangunan Istiqlal.