Kemenag RI Mengeluarkan Surat Dasar Pemakaian Pengeras Suara di Mushola dan Musala

patromaks.com – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) sudah keluarkan Surat Selebaran (SE) berkaitan dasar penataan pengeras suara di Mushola dan Musala.

Dasar pemakaian pengeras suara di Mushola, atau Mushala itu terdaftar No SE 05 Tahun 2022.

Berikut isi Surat Selebaran Kemenag RI ke warga:

Kemenag RI Mengeluarkan Surat Dasar Pemakaian Pengeras Suara di Mushola dan Musala

1. Pengeras suara terdiri dari pengeras suara luar dan dalam.

– Pengeras suara dalam, sebagai piranti pengeras suara yang digunakan/ditujukan ke ruang
mushola/musala.

– Dan pengeras suara luar, digunakan
ditujukan ke luar ruang mushola/musala.

2. Pemakaian pengeras suara pada mushola/musala memiliki arah:

– Mengingati ke warga lewat pengajian AIQuran, selawat atas Nabi dan suara azan sebagai pertanda masuknya waktu sholat fardu.

– Sampaikan suara muazin ke jamaah saat azan, suara imam ke makmum saat sholat berjamaah
atau suara khatib dan penceramah ke jamaah.

– Sampaikan ceramah ke warga secara luas baik dalam atau di luar mushola/musala.

3. Pengumandangan azan memakai pengeras suara luar.

– Aktivitas Syiar Ramadan, gaung takbir ldul Fitri, Idul Adha dan Upacara Hari Besar Islam misalnya:

– Pemakaian pengeras suara pada bulan Ramadan, baik pada penerapan Sholat Tarawih, khotbah/pengkajian Ramadan dan
tadarrus Al-Qur’an memakai pengeras suara dalam.

– Takbir di tanggal 1 Syawal/10 Zulhijah di mushola/musala bisa dilaksanakan dengan memakai pengeras suara luar, s/d jam 22.00 waktu di tempat dan
bisa diteruskan dengan pengeras suara dalam.

– Penerapan Sholat ldul Fitri dan ldul Adha bisa dilaksanakan dengan memakai pengeras suara luar.

– Takbir ldu Adha pada hari Tasyrik di tanggal 11 s/d 13 Zulhijah bisa didengungkan sesudah penerapan Sholat Rawatib secara beruntun dengan
memakai pengeras suara dalam.

– Upacara Peringatan Hari Besar Islam, atau pengajian memakai pengeras suara dalam, terkecuali jika pengunjung tablig berlimpah ke luar tempat mushola/musala bisa memakai pengeras suara luar.

4. Penempatan dan Pemakaian Pengeras Suara.

– Penempatan pengeras suara dipisah di antara pengeras suara yang digunakan ke luar dengan pengeras suara yang digunakan ke mushola/musala.

– Untuk memperoleh hasil suara yang maksimal, sebaiknya dilakkukan penataan akustik yang bagus.

– Volume pengeras suara ditata sesuai keperluan dan terbesar 100 dB.

– Dalam soal pemakaian pengeras suara dengan pemutaran rekaman, sebaiknya memerhatikan kualitas rekaman waktu dan bacaan akhir ayat, selawat/tarhim.

5. Tata Langkah Pemakaian Pengeras Suara.

Waktu Sholat:

  • Subuh:

– Saat sebelum azan ketika waktunya, pembacaan A-Our’an atau selawat/tarhim bisa memakai pengeras suara luar dalam periode waktu paling lama 10 menit.

– Penerapan sholat Subuh, zikir, doa dan kuliah Subuh memakai Pengeras suara dalam.

  • Zuhur, Asar, Magrib dan Isya.

– Saat sebelum azan ketika waktunya, pembacaan AI-Qur’an atau selawat/tarhim bisa memakai pengeras suara luar dalam periode waktu paling lama 5 menit.

– Setelah azan didengungkan, yang dipakai pengeras suara dalam.

  • Jum’at:

– Saat sebelum azan ketika waktunya, pembacaan Al-Qur’an atau selawat/tarhim bisa memakai pengeras suara luar dalam periode waktu paling lama 10 menit.

– Pengutaraan informasi berkenaan petugas Jum’at hasil infak sedekah, penerapan Khutbah Jum’at, Sholat, zikir dan doa memakai pengeras suara dalam.

6. Suara yang dikeluarkan lewat pengeras suara penting diingat kualitas dan kelaikannya.

Suara yang dikeluarkan lewat pengeras suara penting diingat kualitas dan kelaikannya. Suara yang ditayangkan penuhi syarat:

– Bagus atau mungkin tidak menyumbang.

– Pelafazan secara benar dan baik.

7. Pembimbingan dan Pemantauan.

– Pembimbingan dan pemantauan pada penerapan Surat Selebaran ini jadi tanggung-jawab Kementerian Agama
secara bertahap.

– Kementerian Agama bisa bekerja bersama dengan Pemerintahan Wilayah dan Organisasi Bungkusyarakatan Islari dalam pembimbingan dan pemantauan.