Kenapa Kasus Cacar Monyet Mendadak Ada di Semua Dunia, Mungkinkah Ada Perubahan Virus?

Patromaks.com – Munculnya cacar monyet yang mendadak di sejumlah negara, memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana virus, yang sering diketemukan di Afrika tengah dan barat itu, sukses menebar. Banyak ahli kesehatan menjelaskan kasus cacar monyet di 12 negara tak perlu membuat cemas. Karena, virus ini lebih tidak menyebar dibanding penyakit seperti Covid dan jarang-jarang berpengaruh fatal. Meskipun begitu, penebarannya yang semakin makin tambah meluas ke beragam negara sekarang ini masih tetap dipandang benar-benar tidak biasa.

Pertama kalinya dideteksi pada 1970, kasus cacar monyet umumnya cuma terjadi di luar Afrika tengah dan barat saat seorang wisatawan terkena di situ dan kembali lagi ke rumah. Beberapa kasus ini umumnya tidak mengakibatkan pandemi yang bertambah luas. Dalam kasus yang lain jarang ada, hewan piaraan import terkena dari hewan seperti hewan pengerat yang dipercaya untuk sumber penyebaran, selanjutnya mengontaminasi pemiliknya. Tapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan kasus bertambah di beberapa negara non-endemik, tanpa jalinan dengan perjalanan atau hewan yang dideteksi dalam mayoritas kasus ini. Lalu apa teori khusus mengenai kenapa kasus cacar monyet mendadak ada di penjuru dunia ini kali?

Kenapa Kasus Cacar Monyet Mendadak Ada di Semua Dunia, Mungkinkah Ada Perubahan Virus?

Pelindungan dari vaksin cacar menyusut

Prof Raina MacIntyre, yang mengetuai program biosekuriti di Institut Kirby, menjelaskan ke Medical Journal of Australia jika “menyusutnya kebal dari vaksinasi cacar kemungkinan berperan pada bertambahnya pandemi cacar monyet. Telah lebih dari 40-50 tahun semenjak vaksinasi massal disetop, ucapnya seperti dikutip Guardian pada Senin (23/5/2022). Vaksin cacar tawarkan bonus pelindungan yang kuat pada cacar monyet. Sebuah riset yang diedarkan dalam jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases pada Februari, yang mengingatkan kasus monkeypox bertambah, menyangkutkan ini dengan pemberhentian vaksinasi cacar yang semakin makin tambah meluas, ingat virus itu dipastikan sudah dibasmi oleh WHO. Di sejumlah negara di mana virus sudah teridentifikasi, seperti Australia, vaksinasi cacar massal tak pernah diberi.

Kasus sebetulnya sudah bertambah awalnya

Pakar pandemiologi mengidentifikasi kenaikan jumlah kasus saat sebelum WHO keluarkan peringatannya di awal Mei. Ada ajakan untuk pemantauan di penjuru dunia yang lebih bagus dan diagnosis kasus cacar monyet saat sebelum pandemi sekarang ini, karena data yang memperlihatkan kebangunan penyakit. Di antara 2010 dan 2019, beberapa kasus ada kembali di Liberia dan Sierra Leone sesudah mangkir sepanjang empat dasawarsa dan di Republik Afrika tengah sesudah tiga dasawarsa, menurut riset yang diedarkan pada Februari dan dipegang oleh Pallas Health Research and Consultancy di Belanda. Semenjak wabah Covid-19 diawali, beberapa periset dan petugas kesehatan di penjuru dunia lebih siaga pada tanda-tanda virus dan bisa lebih cepat memberikan laporan suatu hal yang tidak biasa, hingga diagnosis kasus terjadi bisa lebih cepat.

Mungkinkah virus sudah bermutasi?

Penebaran dari manusia ke manusia tidak gampang untuk cacar monyet. Satu study mendapati cuma 3 % dari contact dekat seorang dengan pasien cacar monyet akan terkena. Tapi kenaikan kasus yang aneh sekarang ini sudah tingkatkan peluang jika virus kemungkinan sudah bermutasi, secara membuat penyebaran dari orang pada orang memungkinkan terjadi. Tetapi, semakin banyak data dan analitis laboratorium dibutuhkan untuk memverifikasi ini, dan untuk sekarang ini sangkaan itu hanya sebuah teori. Pengurutan virus di laboratorium sedang dilaksanakan oleh beberapa pakar, dan hasilnya semestinya bisa dipublikasikan dalam sekian hari apa virus sudah berbeda. Walau cacar monyet sudah ada sepanjang beberapa dasawarsa, cacar monyet masih tetap dipandang seperti penyakit sangat jarang, yang memiliki arti ada selalu lebih beberapa hal untuk didalami mengenainya.

Virus kemungkinan cuma manfaatkan keadaan yang bagus

Cacar monyet menebar antara manusia, lewat adu fisik yang dekat sama seorang yang mempunyai tanda-tanda. Cacar monyet bisa mengakibatkan lesi berisi nanah yang berkembang di kulit, dan contact dengan cairan dari ruam ini – terhitung contact dari baju dan tempat tidur yang tercemar – bisa menebarkan virus. Cedera di mulut bisa juga menyebarkan virus. Dalam pandemi sekarang ini, terjadi pengelompokan antara orang yang berhubungan seksual sama-sama tipe, yang belum sempat terjadi awalnya. Tapi beberapa pakar mengingatkan supaya tidak mengatakan penebaran virus sebagai penyakit menyebar seksual, atau menyambungkannya dengan komune tertentu. lebih kemungkinan jika contact dekat yang terjadi sepanjang berhubungan seksual bertanggungjawab untuk penebaran, dan bukanlah saat hubungan seks tersebut.

Dalam pada itu, WHO menekan orang tidak untuk menstigmatisasi mereka yang didiagnosa dengan virus. Kami sudah menyaksikan pesan yang menstigmatisasi barisan orang tertentu disekitaran pandemi cacar monyet ini, kata WHO dalam sebuah pengakuan. Kami ingin menegaskan jika ini tidak betul. Pertama kali, siapa saja yang lakukan adu fisik dekat berbentuk apa saja dengan seorang yang menanggung derita cacar monyet beresiko, lepas dari siapa mereka, apa yang mereka kerjakan, sama siapa mereka memutuskan untuk berhubungan seksual atau factor yang lain. Bisa saja virus itu tidak bermutasi benar-benar, tapi manfaatkan peluang yang bagus untuk menebar saat semua keadaannya tepat. Misalkan, dalam komune beberapa orang yang terkait dekat keduanya, yang dapat membuat kesempatan penebaran virus makin bertambah.