Korea Utara Disebutkan Tes Coba Pengembangan Satelit Mata-mata

Patromaks.com – Korea Utara diberitakan sembunyi-sembunyi lakukan rangkaian eksperimen untuk meningkatkan satelit pengintai. Hal tersebut dilaksanakan satu hari sesudah Korea Selatan menjelaskan sudah mengetahui penyeluncuran rudal balistik.

Mencuplik Kantor Informasi KCNA, test itu menolong memverifikasi karakter dan ketepatan kerja mekanisme photografi pengertian tinggi, mekanisme transmisi data dan piranti kontrol sikap. Lakukan pengambilan foto vertikal dan miring dari tempat tertentu di bumi dengan camera untuk termuat di satelit pengintai.

Rodon Sinmun, media massa sah Partai Pekerja yang berkuasa di Korea Utara berisi dua photo yang menunjukkan semenanjung Korea disaksikan di luar angkasa. Korea Utara menjelaskan test yang sudah dilakukan di hari Minggu, 27 Februari mempunyai tujuan untuk peningkatan mekanisme satelit pengintai.

Korea Utara Disebutkan Tes Coba Pengembangan Satelit Mata-mata

Penyeluncuran itu sebagai eksperimen ke-8 tahun ini, dan yang pertama semenjak Januari saat Korea Utara yang membawa senjata nuklir tembakkan beberapa rudal. Beberapa petinggi di Korea Selatan dan Jepang mengatakan kedukaan jika Korea Utara bisa maju terus dengan peningkatan rudal yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Federasi Bangsa-Bangsa (DK PBB), sementara perhatian internasional diprioritaskan pada kritis Ukraina.

Media pemerintahan Korea Utara tidak langsung mengaku penyeluncuran rudal di hari Minggu (27/02). Tetapi, kebalikannya menjelaskan jika sudah dilaksanakan eksperimen penting mengikutsertakan camera untuk satelit pengintai yang lakukan photografi vertikal dan horizontal dari tempat tertentu di Bumi. Beberapa foto Semenanjung Korea yang nampaknya diambil di luar angkasa di-launching dalam kabar berita itu.

Perincian tehnis dari pengakuan Korea Utara tidak bisa diverifikasi secara mandiri. Tetapi, pengakuan itu memperlihatkan Korea Utara peluang mengeluarkan roket atau rudal untuk ambil photo berbasiskan ruangan angkasa. Satelit mata-mata adalah dari rangkaian mekanisme senjata hebat yang dijanjikannya pimpinan Korea Utara Kim Jong Un di tahun 2021, untuk diperkembangkan di bawah gagasan modernisasi militer untuk menangani peraturan Amerika Serikat yang bermusuhan pada negaranya.

Tempatkan satelit ke orbit memerlukan penyeluncuran roket jarak jauh, tapi PBB sudah larang Korea Utara lakukan penyeluncuran seperti itu, karena rudal balistik dan roket yang dipakai saat penyeluncuran satelit mempunyai tubuh, mesin, dan tehnologi yang lain sama. Kantor Informasi Pusat Korea menjelaskan eksperimen ini penting dalam peningkatan satelit Korea Utara karena mengonfirmasi karakter dan ketepatan kerja mekanisme pengambilan foto pengertian tinggi, mekanisme transmisi data, dan piranti kontrol sikap, oleh Administrasi Peningkatan Dirgantara Nasional dan Sekolah tinggi Pengetahuan Pertahanan.

Program peningkatan ruangan angkasa yang damai

Sesudah alami ketidakberhasilan berkali-kali, Korea Utara sukses tempatkan satelit pertama kalinya ke orbit di tahun 2012 dan yang ke-2 di tahun 2016. Korea Utara menjelaskan ke-2 nya ialah satelit penilaian Bumi dan penyeluncuran mereka ialah sisi dari program peningkatan ruangan angkasa yang damai.

Ahli luar negeri menanyakan apa satelit-satelit itu sudah bekerja secara normal, karena penyeluncuran satelit Korea Utara di periode lalu sudah tingkatkan program misilnya. Di tahun 2017, Korea Utara lakukan tiga eksperimen rudal balistik antarbenua dan eksperimen nuklir ke enam paling kuatnya sebagai usaha untuk mendapat rudal membawa senjata nuklir yang sanggup capai tanah air Amerika.

Eksperimen dilaksanakan saat AS konsentrasi pada agresi Rusia

Menurut account AS, Korea Selatan, dan Jepang, Korea Utara mengeluarkan rudal balistik di hari Minggu (27/02) di laut lepas timurnya. Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi menjelaskan rudal itu terbang sekitaran 300 km di ketinggian maksimal sekitaran 600 km saat sebelum landing di laut lepas timur Korea Utara. Penyeluncuran rudal itu ialah yang ke-8 dari macamnya tahun ini, dan yang pertama semenjak 30 Januari kemarin.

Beberapa pakar menjelaskan Korea Utara kemungkinan memperhatikan fokus AS pada agresi Rusia ke Ukraina sebagai peluang untuk percepat kegiatan pengetesan tanpa terima respon serius dari Washington.

Awalnya, Kim berlakukan moratorium eksperimen nuklir dan rudal jarak jauh pada 2018 sebagai awalnya dari diplomasi nuklir yang saat ini berhenti dengan Presiden Donald Trump. Tetapi, Korea Utara belakangan ini menyaratkan untuk mengambil moratorium itu, dengan tingkatkan pertaruhan jika mereka kemungkinan selekasnya mengeluarkan ICBM atau penyeluncuran roket pembawa satelit.