Menyaksikan Sang Kristus dalam Bentuk Budaya Jawa di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran

patromaks.com – Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (GHKTY) Ganjuran, demikianlah disebutkan tempat beribadah umat Katholik yang memiliki jarak sekitaran 20 km dari pusat perkotaan Yogyakarta. Teritori dan bangunan dengan akulturasi Eropa, Hindu dan Jawa bukan hanya berperan sebagai tempat beribadah, tetapi jadi opsi rekreasi religius untuk beberapa pelancong luar negeri atau lokal.

Masuk teritori dusun Ganjuran, kamu akan disajikan dengan panorama persawahan dan pohom cemara yang menambahkan syahdu perjalanan ke arah gereja. Gereja ini berada di Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Wilayah Spesial Yogyakarta.

Mencari teritori selebar 3000 mtr. persegi ini, ada beberapa bangunan yang mempunyai peranan dan manfaat yang memberikan dukungan proses beribadah atau rekreasi religius di gereja ini. Gereja yang dibuat atas semangat sosial gereja (Rerum Navarum) yang tinggi sekali oleh dua bersaudara turunan Belanda yaitu Joseph Schmutzer dan Julius Schmutzer pada 16 april 1924 ini mempunyai perancangan dari arsiterk Belanda J Yh van Oyen. Tahun 2006, gereja sempat hancur dan kembali dibuat ulangi di tahun 2008 lalu serupa Joglo Jawa.

Patung Yesus dan Bunda Maria dibikin sama orang Jawa

Menyaksikan Sang Kristus dalam Bentuk Budaya Jawa di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran

Dalam gereja, patung Yesus dan Bunda Maria dibikin sama orang Jawa, ini tidak jauh dari kesayangan Schmutzer bersaudara pada budaya Jawa ini dibetulkan atas keterangan Pastor Paroki HKTY, FX. Krisno Handoyono, Pr. Yang dijumpai pada Jumat (10/6/2022).

Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran ini dibuat atas tingginya rasa sosial dari Julius Schmutzer, kepedulian pada warga, dan pegawai pabrik gula Gondang Lipuro. Gereja ini Gereja Katholik pertama di Bantul, nuansa Jawa yang kental tidak terlepas dari kesayangan yang hebat pada tradisi Jawa oleh Schmutzer bersaudara, Terang Krisno.

Di samping timur gereja ada juga bangunan yang disebutkan Candi Hati Kudus. Candi ini dibuat tiga tahun sesudah gereja mulai dibuat persisnya di tahun 1927. Pada pucuk candi kelihatan terang ada patung Yesus memakai baju Jawa.

Umat dipersilahkan untuk naik dan berdoa, tidak ada pembatasan atau batas cuma umat Katholik yang dapat berdoa di sini, tetapi pengunjung non Katholik atau Kristiani tidak jadi masalah bila berdoa di sini.

Ornament Jawa masih kelihatan pada serangkaian jalan salib

Ornament Jawa masih kelihatan pada serangkaian jalan salib yang bercerita proses Yesus dari sejak awalnya penangkapan tentara romawi sampai Yesus dipendamkan, dan yang memikat serangkaian jalan salib ini dikasih info tulisan dalam tiga bahasa yaitu Indonesia, Sanskerta dan Inggris. Ada juga pendapa yang umum dipakai sekedar untuk istirahat atau menanti waktu beribadah berjalan.

Rindangnya pohon-pohonan dikawasan GHKTY Ganjuran ini membuat pengunjung kerasan lama-lama ada di sini. Brigitta Amanda, masyarakat Kabupaten Bantul yang kerap tiba untuk melaksanakan ibadah di sini menjelaskan jika saat sebelum proses beribadah diawali kadang akan bersuci dahulu di pemandian yang berada di teritori ini.

Umumnya saya mandi di pemandian Siloam saat sebelum beribadah, terkadang ambil air yang berada di pancuran belakang gereja untuk di bawah kerumah. Sejuk sekali rasanya di sini, buat kerasan dan gamau pulang. Tutur Brigitta.

Untuk beberapa umat atau pelancong yang ingin bertandang, gereja ini membuka tiap hari start pukul 08.00 WIB sampai jam 20.00 WIB. Adapun agenda beribadah umat dapat dilihat lewat web sah GHKTY ganjuran di https://www.gerejaganjuran.org.

Untuk Anda yang tertarik menyaksikan teritori ini atau acara beribadah tetapi tidak sempat berkunjung langsung anda dapat berkunjung saluran YouTube Ganjuran karena disiapkan streaming langsung sesuai agenda yang ada.