Pasangan Sesama Jenis di Taiwan Harus Bayar Miliaran Jika Ingin Punyai Anak

Patromaks.com – Desember lalu untuk pertamanya kali di Taiwan, pengadilan keluarga meluluskan pria menjadi orang-tua asuh syah atas anak yang suaminya adopsi saat sebelum menikah. Undang-undang Taiwan meluluskan individu bujang, baik pencinta sama-sama tipe atau mungkin tidak, untuk adopsi anak. Ini tetapi tidak berlaku untuk pasangan sama-sama tipe. Pengecualian diberi untuk salah satunya faksi dalam pasangan yang ialah orang-tua kandungan anak yang berkaitan.

Ini memaksakan pasangan LGBT Taiwan untuk sewa kandungan atau bayar jasa tehnologi reproduksi yang lain di negara lain. Sekretaris jenderal Instansi Advokasi Hak Keluarga LGBT, Li Hsuan-Ping menjelaskan ada beberapa ratus LGBT di Taiwan yang ingin jadi orang-tua. Tetapi menurut dia, harga inseminasi bikinan yang ialah sekitaran A$48,000 (Rp495 juta) dan sewa kandungan dengan harga A$287,000 (Rp2 miliar) menghalangi mereka.

Ada minimal 300 sampai 400 anak menanti dipungut tiap tahunnya, berdasar data adopsi di Taiwan, tutur Li. Tetapi cuman 200 sampai 300 anak yang sukses dipungut, jadi dapat dipikirkan tiap tahunnya ada 100 anak yang tidak mendapati keluarga adopsi yang pas. Menurut dia, sangat penting untuk dapat memberikan dukungan anak-anak yang penting dipungut dan cari langkah supaya tiap anak dapat mendapati keluarga yang pas.

Pasangan Sesama Jenis di Taiwan Harus Bayar Miliaran Jika Ingin Punyai Anak

Tsou Tzung-Han tersenyum berbahagia saat ingat pertama kali dia berjumpa dengan suaminya. Saat sebelum berpindah ke rumah sewa, pemilik rumah itu menjelaskan ada pria ganteng yang tinggal di sini, tetapi ia sukai musuh tipe, kata Tzung-Han.

Saya ngomong, Tidak apa, saya perlu fokus menulis disertasi. Tetapi lama-lama saya mulai sukai dengannya. Kami jadi dekat dan pada akhirnya bersama. Pasangan itu menikah di Taipei pada November 2016. Pernikahan mereka sah di depan negara sesudah Taiwan melegalisasikan pernikahan sama-sama tipe pada tahun 2019. Ke-2 nya akan memiliki seorang anak dengan sewa kandungan di negara lain, yang prosesnya mahal dan harus lewat proses logistik yang susah, apa lagi di tengah-tengah wabah.

Tzung-Han dan suaminya kemungkinan harus keluarkan dana sebesar A$250,000 (sekitaran Rp2 miliar). Sayang, ini ialah salah satu langkah untuk mereka untuk mempunyai turunan, karena walau pernikahan sama-sama tipe syah secara hukum, tidak begitu dengan adopsi anak. Tetapi, ada peluang hukum itu dapat berbeda.

Dapat mengasuh anak karena istri masih tetap ada jalinan darah

Li Yi-Qi dan Tu Wei-Ling telah hidup bersama sepanjang nyaris sepuluh tahun dan selekasnya menikah saat pernikahan sama-sama tipe ditetapkan. Anak mereka, Jian Li-Xuan dan Jian Jia-Ying ialah anak dari pernikahan Wei-Ling yang awalnya dan sekarang duduk di kursi kelas 11 dan 10. Karena Wei-Ling mempunyai jalinan darah dengan anaknya, istrinya, Yi-Qi dapat ajukan hak asuh secara hukum.

Tetapi karena prosesnya sulit dan ke-2 anaknya hampir dewasa, mereka tidak merencanakan untuk tempuh lajur itu. Ke-2 anak mereka panggil Yi-Qi bernama panggilannya Qi-Qi. Untuk mereka, keluarga ada bukan lantaran ada-tidaknya ayah dan ibu, tetapi bila tiap bagian keluarga mengasihi, sama-sama dengarkan, dan yakin keduanya.

Jia-Ying menjelaskan keluarga mereka berasa keluarga LGBT semakin banyak kemampuannya dibanding kekurangan. Sudah pasti awalannya dipandang jelek, tetapi saat kita punyai jati diri yang kuat, besarnya perhatian dunia pada keluarga kami bisa saja khusus, katanya. Yi-Qi menjelaskan tanpa memedulikan apa pasangan yang memperbesar sama tipe atau mungkin tidak, orang-tua harus mengajari anaknya untuk menyukai diri kita dan mempunyai sudut pandang sehat.

Ajakan mengganti ketentuan

Instansi Advokasi Hak Keluarga LGBT Taiwan ajukan tiga tuntutan khusus dalam komunitas yang diselenggarakan Dewan Pembangunan Nasional tahun kemarin. Basis ini memberi peluang ke khalayak untuk memberi saran atas undang-undang yang nanti akan diusulkan.

Tuntutan pertama ialah bagaimana Undang-Undang Reproduksi Berbantuan, yang membuat perlindungan hak dan kebutuhan pasangan tidak subur lewat inseminasi bikinan, harus meliputi pasangan sama-sama tipe.

Yang ke-2 ialah amandemen RUU adopsi non-biologis, dan yang ke-3 ialah jika bantuan untuk kontribusi reproduksi dan sokongan pengasuhan anak di bawah paket kesejahteraan sosial harus meliputi pasangan sama-sama tipe. ABC sudah mengontak Administrasi Promo Kesehatan Taiwan di Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk memberi komentar tapi tidak terima respon.

Pada Agustus tahun kemarin, kementerian itu menjelaskan faksinya terus konsultasi dengan beberapa pakar mengenai perancangan undang-undang untuk mengganti Undang-Undang Reproduksi Berbantuan. Semua kalangan masyarakat berpendapat positif dan negatif mengenai reproduksi bikinan dan permasalahan sewa kandungan, hingga susah untuk capai kesepakatan, ucapnya.

Li dari Advokasi Hak Keluarga LGBT Taiwan menjelaskan jika LSM itu sudah bekerja bersama dengan pemerintahan membuat proposal riset untuk amandemen Undang-Undang Reproduksi Berbantuan. Amandemen RUU adopsi non-biologis yang diusulkan dalam Legislatif Yuan oleh LSM bekerja bersama dengan legislator sudah lewat tahapan pembacaan pertama pada Desember 2020.

Tzung-Han menjelaskan tambahan pasangan sama-sama tipe dalam Undang-Undang Reproduksi Berbantuan akan memberikan keuntungan beberapa orang seperti ia karena memiliki arti dapat mempunyai anak dari negaranya sendiri. Keluarga LGBT secara inheren berlainan dengan keluarga lain, tetapi pokok ingin punyai anak dan dapat menyukai anak itu sama, ucapnya.

Tzung-Han tetap tidak yakin sesaat lagi dianya bisa menjadi ayah. Saat anak itu lahir, kami akan terbang ke AS untuk jemput anak itu. Saya merencanakan untuk bawa ibu saya dan jalani proses ini bersama, ucapnya. Keinginan di depan ialah saya mengharap anak saya bisa tumbuh dalam cinta dan tumbuh seperti dianya. Saya janji tidak jadi ayah yang paling mengatur.