“Perahu Kosong” Konsolidasi Golkar, PAN, PPP dan Beratnya Persaingan Pemilihan presiden 2024

Patromaks.com – Walau ajang pemilu presiden (Pemilihan presiden) 2024 masih lebih dari 1,lima tahun kembali, partai-partai politik telah repot memanasi mesin partai. Partai satu mulai rajin lakukan pendekatan ke partai yang lain. Bahkan juga, telah ada yang mengatakan pembangunan konsolidasi. Ialah Indonesia Berpadu, nama konsolidasi yang baru dibuat oleh Partai Golkar, Partai Instruksi Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Konsolidasi ini tercipta selesai ke-3 pimpinan partai lakukan diskusi pada Kamis (12/5/2022). Walau belum umumkan nama capres yang hendak digotong, Konsolidasi Indonesia Berpadu akui punyai misi yang serupa di Pemilihan presiden 2024. Lalu, bagaimana kesempatan konsolidasi ini? Siapakah yang hendak digotong sebagai capres? Mungkinkah Golkar, PAN, PPP memenangi “pertempuran” di 2024?

Konsolidasi Indonesia Berpadu

Pembangunan Konsolidasi Indonesia Berpadu dengan diawali peretemuan di antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa di teritori Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/4/2022). Airlangga mengaku jika dalam pertrmuan itu partainya mempelajari konsolidasi dengan PAN dan PPP untuk Pemilu 2024.

Tentu saja kita akan bekerja bersama di depan untuk menjaga agenda-agenda politik di depan, terhitung dalam pemilu kelak di 2024, kata Airlangga selesai tatap muka. Pasti kita akan membuat program di depan yang hendak meneruskan beberapa program vital dari Bapak Presiden Jokowi, katanya. Menteri Koordinator Sektor Ekonomi itu menjelaskan, kerja-sama itu akan bersambung sampai tingkat wilayah. Ia juga memberikan instruksi semua barisan Partai Golkar pada tingkat propinsi, kabupaten, dan kota untuk bergandengan dengan PAN dan PPP dalam menjaga jadwal politik.

Dalam peluang yang serupa, Zulkifli Hasan tidak menolak jika partainya bersama Golkar dan PPP punya niat bergabung di Pemilihan presiden 2024. “Insya Allah,” kata Zulhas, panggilan dekat Zulkifli Hasan. Pengakuan sama dikatakan Suharso Monoarfa. Ia menjelaskan, baik PPP, Golkar, atau PAN masih buka peluang untuk partai-partai politik lain untuk tergabung. Peluang tambah tentu lah, kata Suharso. Selesai tatap muka itu, ke-3 partai umumkan Konsolidasi Indonesia Berpadu, penggabungan Golkar, PAN, dan PPP. Dengan misi partai yang dipunyainya dan beragam pengalaman politik, keseluruhnya bermufakat untuk menjadikan satu diri membuat konsolidasi yang disebutkan Konsolidasi Indonesia Berpadu, kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily dalam penjelasannya, Jumat (13/5/2022).

Ace akui, ke-3 partai setuju untuk akhiri politik jati diri yang memunculkan polarisasi dalam masyarakat sama seperti yang terjadi di Pemilihan presiden 2014 dan 2019. Kami ingin pemilu jadi gelaran kontestasi gagasan, ide, trek record, dan prestasi. Peluang untuk sama-sama menunjukkan diri yang mana terbaik antara beberapa peserta kontestasi, katanya. Terbuka buat partai politik lain Sementara, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menjelaskan, Indonesia Berpadu bukan konsolidasi terbatas. Golkar, PAN, dan PPP buka peluang untuk parpol-parpol lain bila akan tergabung. Kita bukan satu konsolidasi exclusive, kita coba rangkul semua. Yang dapat turut datang pikul berat beban ini, keluar persoalan bangsa, kata Eddy dalam dialog online, Sabtu (14/5/2022).

Namun, kata Edy, ada persyaratan yang perlu disanggupi bila ingin tergabung dengan konsolidasi, yaitu sama ingin mendatangkan politik berbasiskan ide dan menjauhi dari politik jati diri. Ketentuannya pemahaman sama ingin datangkan politik ide, hindari politik jati diri, kebersama-samaan rajut persatuan, katanya. Berkaitan Konsolidasi Indonesia Berpadu yang baru tercipta, Eddy menyebutkan tidak ada kreator awalnya. Ia menjelaskan, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, dan Suharso Monoarfa telah sering berkomunikasi reguler awalnya. Memang beberapa peluang intensif, dan ada ulasan meruncing, hingga cocok halalbihalal selanjutnya dilaksanakan untuk tatap muka, tutur Eddy. Sekalian dipublikasi. Jika disaksikan faktor tatap muka tidak ada inistaornya. Ini persetujuan ke-3 ketua umum, sambungnya. “Perahu kosong” Menyaksikan ini, Direktur Instansi Pengkajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi memiliki pendapat, bentuk politik makin cair selesai terciptanya Konsolidasi Indonesia Berpadu. Akan tetapi, konsolidasi ini memperjelas jika tiga partai politik mengalami paceklik figur yang akan dipasarkan.

Karena, seperti hasil survey beragam instansi, tidak ada figur Golkar, PAN, atau PPP yang kepopulerannya keren. Istilahnya perahunya ada, tapi kosong isi muatannya. Hingga mereka tawarkan diri bila ada figur yang dapat memakai perahu, kata Ari, Sabtu (14/5/2022). Oleh karena itu, kata Ari, di depan Golkar-PAN-PPP harus berkompetisi ketat menantang koalisi-koalisi partai lain. Sementara, pemerhati politik dari Kampus Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin meramalkan, Konsolidasi Indonesia Berpadu akan mengangkat Airlangga Hartarto sebagai capres. Karena, Golkar sudah berkali-kali sampaikan akan mengangkat ketua biasanya itu di ajang pilpres. Sementara, sampai sekarang PAN atau PPP tidak pernah menyentuh ihwal capres dari partai mereka.

Akan tetapi, bila betul konsolidasi ini akan mengangkat Airlangga, menurut Ujang, berat untuk Golkar, PAN, dan PPP untuk memenangi pertempuran. Ini karena kepopuleran Airlangga dalam beragam survey yang di range angka 1 %. Bila mereka tidak usaha keras, akan berat untuk dapat head to head atau menantang lawan-lawan politiknya, kata Ujang, Sabtu (14/5/2022). Menurut Ujang, minimal, perlu kepopuleran sejumlah 60 % untuk percaya jika figur itu akan memenangi kompetisi. Tetapi, sampai sekarang, kepopuleran beberapa nama capres prospektif belum capai angka itu. Dalam survey beragam instansi, kepopuleran paling tinggi figur masih di range angka 30 %.

Maknanya, menurut Ujang, kesempatan kemenangan Konsolidasi Indonesia Berpadu atau beberapa tokoh yang lain yang kemungkinan maju di Pemilihan presiden 2024 belum juga terlihat . Maka sekarang ini semua belum terlihat masalah menangnya. Siapa saja capresnya, katanya. Walau begitu, Ujang memandang jika Golkar, PAN, dan PPP masih hanya melalukan pendekatan, belum sah bergabung. Karena, tidak ada nama yang hendak digotong sebagai capres. Kembali juga, masih tetap ada cukup waktu untuk mengangsung-nimbang konsolidasi dan figur yang prospektif untuk digotong di Pemilihan presiden 2024. Dan pendekatan konsolidasi ke-3 partai itu bisa jadi bubar di tengah-tengah jalan, katanya.