Ramadan dan Revolusi Style Hidup

patromaks – Tak berasa bulan Ramadan selekasnya masuk sepuluh hari ke-3 . Dia bergerak cepat seperti time-machine. Ini saat pas untuk kembali me-reviu dan menilai refleksi puasa. Agar ritus penting ini tidak terlintasi tanpa arti. Berpuasa ialah ancient ritus; sudah dijalani manusia dari dahulu.

Hanya prakteknya berlainan dari jaman ke jaman dan dari agama ke agama. Ada yang berpuasa cuma beberapa saat satu hari (sederhana fasting) dan ada pula berpuasa sampai hingga 1-2 hari sepanjang sekian hari. Tipe larangannya bervariatif. Ada yang pantang semua minuman dan makanan tapi ada juga yang pantang minuman dan makanan tertentu saja.

Awalannya, berpuasa cuma berkaitan dengan arah spiritual dan sosial. Searah peralihan waktu, manusia mulai manfaatkan puasa untuk maksud tertentu. Pada era ke-5M, bapak dunia kedokteran Hipocrates sudah menyarankan pasien penyakit tertentu untuk berpuasa.

Ini mengidentifikasi mengembangnya arah puasa; tidak cuma arah spiritual dan sosial tapi juga kesehatan. Dari waktu ke waktu semakin bertambah yang memakai puasa untuk maksud kesehatan. Istilahnya puasa terapeutik. Pada 1915, Folin dan Denis mulai mengenalkan puasa singkat sekian hari untuk kurangi kegemukan.

Circa pada 1945 mulai menyarankan intermitten fasting untuk menjaga kesehatan badan. Lalu, apa yang membandingkan puasa Ramadhan dengan puasa lainnya? Pertama, karakternya harus. Siapa saja yang akui muslim, sehat dan penuhi persyaratan berpuasa harus melakukannya.

Ke-2 , kewajiban ini dilaksanakan dalam masa 28-30 hari. Selain itu, puasa dapat dilaksanakan tapi tidak harus. Ke-3 , karakternya terus-menerus. Puasa perlu digerakkan tiap bulan Ramadan. Maknanya, selama waktu terus berguling, Ramadan terus akan tiba dan puasa tetap dilaksanakan.

Akar ke-3 karakter unik ini memberikan signal jika Ramadan tidak cuma peristiwa beribadah tapi juga sebuah masa latihan yang ketat, terarah dan terus-menerus (intense, measured and continuing pelatihan) untuk maksud tertentu. Dalam Alquran, arah berpuasa Ramadan jelas; untuk capai takwa (laallakum tattaqun) dan sukur (laallakum tasykurun).

Ramadan dan Revolusi Style Hidup

Ramadan dan Revolusi Style Hidup

Ke-2 arah ini ialah main goal puasa Ramadan. Selain itu, ada arah mediator dan tambahan. Satu diantaranya ialah revolusi pola hidup. Dalam bulan Ramadan, orang makan optimal 2x, yakni saat sahur dan buka. Ini berlainan dengan rutinitas umum orang yang makan 3x satu hari atau lebih.

Pertanyaannya: apa memang manusia dibuat untuk makan 3x satu hari atau cukup 2x? Adat makan 3x satu hari terdaftar diawali pada era ke-19 (burgeouis model), dipungut beragam bangsa dan dipandang normatif. Sayang, sampai sekarang ini belum ringkasan konklusif berkaitan dampak kesehatan makan dua atau 3x.

Banyak study yang memberikan dukungan faedah 2x dan banyak juga yang memberikan dukungan 3x. Belakangan ini, Dietary Guidelines Advisory Committee di Amerika lakukan reviu rumor itu. Sayang, mereka tidak dapat mengaitkan secara tegas dampak makan dua atau 3x pada kegemukan, resiko diabetes dan penyakit jantung.

Kenyataannya, dibandingkan orang makan 3x, orang makan 2x konsumsi semakin sedikit kalori dan proses pendayagunaan gula darahnya lebih efisien. Di beberapa negara, banyak komunitas yang cuma makan dua makan satu hari. Di Perancis, 12-15% orang makan cuma 2x satu hari.

Di Amerika, nyaris sepertiga komunitas makan 2x satu hari. Ramadan mengajari jika makan 2x rupanya suatu hal yang possible dan tidak memberikan dampak kesehatan serius. Bahkan juga banyak study memberikan laporan pengurangan berarti berat tubuh dan pembaruan tekanan darah, kandungan lemak dan kandungan gula ke orang yang berpuasa Ramadan.

Dalam bulan Ramadan, kaum muslim disarankan makan sahur. Pesannya, muslim dilatih bangun subuh. Bukan bangun saat matahari telah meninggi. Beberapa keuntungan yang didapatkan bangun subuh hari. Dari faktor kesehatannya, badan dan pemikiran fresh dan energi aktif. Dr Roy Kohler, pakar sleep medicine di Amerika memberi komentar jika yang diperlukan manusia untuk sehat ialah jumlah tidur yang memadai, bukan waktunya.

Sejauh tidur 6-8 jam, waktu bangun tidak memiliki masalah. Maknanya, bangun subuh tidak memiliki masalah sejauh jumlah tidur memadai. Dari faktor non-kesehatan, bangun pagi memberikan peluang beraktivitas dan tugas lebih cepat dengan destruksi yang kurang serta lebih fokus. Bangun subuh ialah irama teratur Nabi Muhammad SAW.

Dalam bulan Ramadan, ada kewajiban keluarkan zakat fitrah. Harus memberi beras atau uang tertentu ke orang yang memiliki hak. Jika tidak dilaksanakan, ibadah puasa tidak prima. Ini mengajari empati sosial; jika manusia mempunyai tanggung-jawab kepribadian untuk share sama orang sekitar dan jangan bakhil.

Selainnya zakat fitrah, disarankan keluarkan zakat harta dan sedekah dibulan Ramadan. Argumennya, dalam harta yang dipunyai ada jatah tertentu punya seseorang. Banyak rutinitas-kebiasaan berguna yang diberikan dan dites kepatenannya dalam bulan Ramadan. Ini signal jika rutinitas-kebiasaan itu harusnya bisa diterapkan di kehidupan sehari-harinya.

Rutinitas makan 3 hari satu hari sebetulnya dapat dikurangkan 2x. Rutinitas bangun sesudah matahari keluar dapat ditukar dengan rutinitas bangun subuh. Karakter bakhil dapat ditiadakan sesudah mendapatkan training zakat. Maknanya, Ramadan tawarkan sebuah revolusi style hidup; menukar rutinitas lama dengan rutinitas baru yang lebih berguna.

Sepanjang satu bulan manusia diberikan dan dites jalani alternative pola hidup dan rupanya dapat dilaksanakan. Tes cobanya sukses. Ramadan sukses menguji revolusi pola hidup. Tersisa kaum muslim tentukan, apa akan memungutnya atau mungkin tidak.