Rekreasi Religius, Usaha Kaligrafi dan Bekas Tukang Parkir

patromaks.com – Demak yang dikenali sebagai Kota Wali bawa karunia tertentu untuk beberapa aktor usaha kesenian seni kaligrafi. Di kota yang sama dengan nuansa religiusnya ini, seni kaligrafi lumayan banyak disukai. Apa lagi didukung dengan adanya banyak lawatan peziarah dari beragam kota di Indonesia.

Salah seorang aktor usaha kaligrafi, Sakdullah, mengaku hal itu. Sebagai produsen kaligrafi, ia mengatakan jika tingginya apresiasi warga ke seni kaligrafi didukung oleh beberapa peziarah rekreasi religius, terlebih pada bulan ramadhan seperti sekarang ini. Ia menghasilkan semua jenis seni kaligrafi dimulai dari kaligrafi dalam kaca sampai kaligrafi dengan pigura kuningan. Adapun tipe kaligrafinya yang laku diantaranya, Bismillah, Ayat Bangku, Yasin, sampai relief Ka’bah, Mekkah dan Madinah.

Dia mengaku memulai usaha ini sekitaran tahun 2002-2003. Awalannya coba pasarkan di lokasi pariwisata religius. Beberapa orang yang menyaksikan hasil kreasinya. Tiap orang tiba yang saksikan souvenir berbentuk kaligrafi jadi tertarik selanjutnya membeli.

Sakdullah Menghasilkan Minimum 200 Sampai 300 pcs Kaligrafi Dengan Beragam Jenis Ukuran

Rekreasi Religius, Usaha Kaligrafi dan Bekas Tukang Parkir

Berdasar pernyataannya dalam produksi kaligrafi, rerata usaha Sakdullah menghasilkan minimum 200 sampai 300 pcs kaligrafi dengan beragam jenis ukuran. Bila kebutuhan pasar bertambah seperti pada bulan ramadhan, ia sanggup menghasilkan di atas itu.

Sakdullah sekarang sudah memperlebar pasarnya dengan mengambil beberapa tenaga pemasar di beberapa wilayah yang awalnya sudah beli di ia dan pada akhirnya jadi konsumen setia masih tetap. Untuk harga yang dibanderol bervariatif tegantung ukuran, bahan dan tingkat kesusahan. Walaupun tidak menjelaskan dengan detil, omset yang didapatnya

Cerita perjalanan hidup Sakdullah sendiri bagus sekali. Dia yang dahulu awalannya “cuman” tukang parkir, saat ini menjelma jadi pebisnis kaligrafi. Dia mengaku sebenarnya tidak mau profesinya sebagai tukang parkir, tetapi tuntutan ekonomi sampai keadaan tidak mempunyai ijazah untuk memperoleh tugas masih tetap, membuat menlakoni tugas itu supaya tuntutan hidup terpenuhi.

Sakdullah Masuk ke Usaha Kaligrafi Dengan meniti usaha skala kecil

Sesudah demikian lama memainkan jadi tukang parkir dan tidak rasakan ada peralihan yang memiliki arti, Sakdullah juga memilih untuk membanting stir ke tugas lain. Hal tersebut dia niatkan dengan kemauan supaya hidup keluarganya dapat semakin baik. Di tahun 2002, pada akhirnya dia masuk ke usaha kaligrafi dengan meniti usaha skala kecil.

Semenjak tahun 2002 itu dia sering membuat seni kaligrafi tulisan Bismillah dan Syahadat sampai akhirnya mendapat pembimbingan dari dinas di tempat untuk meningkatkan kekuatan pada kerajinan itu. Tiap ada acara besar di Demak, khususnya acara keagamaan, dia datang juga untuk memperlihatkan hasil kerajinan kaligarifnya. Dia coba pasarkan di dekat lokasi pariwisata reliigi yang menjadi salah satunya rekreasi anda yang Kabupaten Demak.

Karena kegigihannya, tidak perlu waktu yang lama upayanya untuk makin mengalami perkembangan. Konsumen yang tiba tak lagi sebagian besar datang dari Demak dan sekelilingnya, tetapi datang dari propinsi lain. Dia juga memilih untuk menambahkan design supaya opsi untuk konsumen makin bermacam. Desain-desain terkenal seperti gambar Madinah, Kabah, Yasin, Ayat Bangku, sampai Mushola Agung Demak. Makin lama upayanya makin mengalami perkembangan dan terus jalan sampai sekarang ini.