Tekad Cak Imin Jadi Calon presiden, di antara Guyon Politik dan Kepopuleran Kurang

Patromaks.com – Figur Ketua Umum Partai Kebangunan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memang sering memetik sorotan. Sindiran dan manuvernya kadang aneh, seringkali tuai kritik. Terkini, Cak Imin, demikian panggilan akrabnya, turut berbicara masalah Konsolidasi Indonesia Berpadu yang baru dibuat oleh Partai Golkar, Partai Instruksi Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia ngomong, partainya siap mendekat ke konsolidasi itu, tapi dengan 1 persyaratan, dianya harus digotong sebagai capres (calon presiden).

Muhaimin akui menyongsong baik ide Konsolidasi Indonesia Berpadu. Ia menjelaskan, PKB benar-benar terbuka untuk merajut komunikasi dengan partai mana saja dalam menyambut Pemilu 2024. Wakil Ketua DPR itu bahkan juga akui, banyak kelompok yang mendorongnya maju sebagai calon presiden pada Pemilihan presiden 2024. Salah satunya support disebutkan datang dari masyarakat Nahdlatul Ulama atau nahdliyin. “Insya Allah kami sudah siap bersama mensukseskan pemilu dan maju sebagai calon presiden. Itu kemauan mayoritas masyarakat kami, khususnya nahdliyin dan nahdliyat agar kita punyai presiden yang sebagai wakil masyarakat nahdliyin,” claim ia.

Tekad Cak Imin Jadi Calon presiden, di antara Guyon Politik dan Kepopuleran Kurang

Tanggapan konsolidasi

Konsolidasi Golkar-PAN-PKB juga mulai bicara memberi respon Muhaimin. Ketua DPP Partai Golkar Ace Ace Hasan Syadzily mengatakan, Konsolidasi Indonesia Berpadu siap saja terima PKB. Tetapi, dia mengingati jika keputusan mengenai capres perlu diulas terlebih dulu oleh semua ketua umum partai yang bergabung dalam konsolidasi. Di lain sisi, PAN akui tidak jadi masalah bila Muhaimin ingin menjadi capres dari Konsolidasi Indonesia Berpadu. Namun, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengutamakan, Muhaimin harus unggul supaya penyalonannya tidak berbuntut pada kekalahan. “Bila KIB akan mengangkat Cak Imin sebagai calon presiden, karena itu di atas perhitungan kertas harus menang. Jika tidak menang, kan dada jadi sesak, mata berkunang-kunang, dan tekanan darah naik,” kata Yoga dalam info tercatat, Senin (23/5/2022).

Yoga menjelaskan, saat menentukan pasangan calon yang hendak digotong, KIB akan menghitung beberapa persyaratan, baik itu tingkat kegemaran, kepopuleran, atau faktor penting yang lain dari figur. Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan, partainya tidak jadi masalah Muhaimin ajukan diri sebagai capres lewat Konsolidasi Indonesia Berpadu. Tetapi, sama dengan Ace, kata Arsul, penetapan nama calon presiden nanti akan dimusyawarahkan bersama anggota konsolidasi lain. Arsul menjelaskan, Indonesia Berpadu sebagai konsolidasi terbuka. Konsolidasi ini tidak tutup pintu dari partai yang lain akan tergabung, dan terima saran capres dan wapres yang hendak digotong.

Tekad “nyapres”

Muhaimin sudah terus-terang mengatakan tekadnya menjadi capres di Pemilihan presiden 2024. Pengakuan ini dipublikasikan Muhaimin jauh hari saat sebelum tingkatan pemilu diawali. Saat itu, Oktober 2021, Muhaimin ngomong, Pemilihan presiden 2024 sebagai rintangan untuk dianya untuk maju sebagai calon presiden. Tetapi, dia tidak ingin terburu-buru dalam ambil langkah. Ya saya pikir itu sebagai rintangan, saya siap. Tetapi harus bersabar dahulu karena pemilihan presiden masih lama. Kita nantikan perubahan kelak seperti apakah berkaitan peta politiknya, kata Muhaimin di selang aktivitas bersilahturahmi dengan beberapa figur ulama di daerah Brebes-Tegal, Jawa tengah, Minggu (17/10/2021), diambil dari tayangan jurnalis. Muhaimin mengklaim, kader PKB di semua wilayah menginginkan dan memberikan dukungan dianya maju sebagai calon presiden pada 2024. Karena itu, PKB akan menggalang kemampuan dengan parpol lain karena PKB tidak dapat mengangkat calon presiden sendiri pada Pemilihan presiden 2024.

Tekad Muhaimin ini diobral di Pemilihan presiden 2019. Tetapi, berlainan dari saat ini, waktu itu Muhaimin optimis menjadi cawapres (calon wakil presiden). Baliho-baliho di beberapa sudut jalan kota waktu itu menempatkan mukanya sangat besar, komplet dengan tulisan “Cak Imin Calon wakil presiden 2019”. Dengan style anehnya, Imin berulang-kali mengatakan keinginannya akan diputuskan sebagai calon wakil presiden Jokowi. Bahkan juga, ia pernah ngomong, Jokowi akan kalah di Pemilihan presiden 2019 bila tidak menggamit dianya sebagai cawapres. Tetapi, pada akhirannya Muhaimin tidak jadi calon wakil presiden dari siapa saja. Di Pemilihan presiden 2019, Jokowi menggamit Ma’ruf Amin, dan Prabowo Subianto bersama Sandiaga Uno. Sementara Muhaimin, harus ikhlas memendam mimpinya tidak jadi calon wakil presiden di Pemilihan presiden 2019.

Guyon politik

Menyikapi pengakuan terkini Muhaimin masalah kemauan digotong jadi calon presiden oleh Konsolidasi Indonesia Berpadu, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya memandang, Cak Imin tidak serius. Karena, sampai sekarang kepopulerannya masih termasuk rendah. Menurut Yunarto, Muhaimin sendiri mengetahui itu. Yunarto memandang, langgam politik Muhaimin memang suka bergurau. Ini kelihatan dari banyak pengakuannya, terhitung belakangan ini masalah saran penangguhan pemilu untuk selamatkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Muhaimin sendiri, menurut Yunarto, sebetulnya mengetahui jika dianya tidak punyai cukup kepopuleran menjadi capres di 2024. Dalam beragam survey, kepopulerannya cuma sekitar di angka 1 %, sama dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Walau demikian, Yunarto akui memahami kenapa Imin demikian optimis untuk melemparkan guyonan seperti ini. Hal tersebut tidak terlepas dari suara partainya yang dapat disebut lumayan besar.

Ganjalan kepopuleran

Seirama dengan Yunarto, pemerhati politik dari Kampus Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin memandang, pengakuan Muhaimin cuma sebatasan gurauan ala-ala NU. Sekalinya Muhaimin betul-betul ingin menjadi calon presiden, Ujang percaya Konsolidasi Indonesia Berpadu malas mengangkat ia. Kembali lagi, ini tidak terlepas dari masalah kepopuleran Muhaimin yang cekak.

Ujang menjelaskan, tiap ketua umum partai tentu punyai harapan jadi capres, tidak kecuali Muhaimin. Tetapi, katanya, semua tergantung pada rakyat. Pada akhirannya rakyat yang dapat memandang patut atau tidak seorang jadi calon presiden atau calon wakil presiden.