Tidak ada Kembali Mas Tjahjo Kumolo

patromaks – “Setelah 5 tahun jadi Mendagri, saya sebenarnya kepengin istirahat. Bila toh ditawari berbakti kembali, saya kepengin jadi Duta Besar RI di Jepang. Tapi Presiden Jokowi tidak setuju. Beliau meminta saya tetap masuk ke kabinetnya pada pemerintahan periode kedua sekarang ini,” kata Tjahjo Kumolo tiga tahun tempo hari.

Siapa menyangka, tidak sampai tiga tahun seterusnya, Tjahjo Kumolo Jumat (2/7/2022) petang diantar keluarga dan kerabat ke tempat peristirahatanya yang terakhir di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan. Upacara pemakamannya berlasung secara militer. Innalillahi Wainna ilaihi Rojiun.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia sejak 23 Oktober 2019 pada Kabinet Indonesia Maju, itu meninggal dunia Jumat (2/7/2022) jam 11.10 WIB di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. Ia sempat dirawat dua minggu lamanya di RS itu karena infeksi paru-paru.

Pertamanya kali naik pesawat

Tekad istirahat tersebut beri Mas Tjahjo -begitu panggilan dekat kami- saat tampil berbicara dari muka peserta Musyawarah Nasional Kappija 21 yang jalan 14 Desember 2019. Tjahjo adalah alumni Angkatan I /1984 Kappija 21 (Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang Zaman 21).

Waktu itu, saya yang menghubungi meminta khusus Mas Tjahjo untuk bertandang ke acara. “Saya mahasiswa FH Undip waktu ikut program ke Jepang itu,” papar Tjahjo yang didaulat naik panggung untuk menceritakan cerita hidupnya satu bulan tinggal di Jepang turuti program itu.  Tanpa malu sisa Sekjen PDI-P itu mengungkapkan bila undangan ke Jepang itu sekaligus yang memberinya pengalaman pertamanya kali naik pesawat terbang.

Hari itu Mas Tjahjo memperoleh surprise dari Kappija 21 berwujud bingkisan pass foto si dia masa muda saat mendaftar ikut program di tahun 1984. Karier politik Tjahjo sudah jalan 40 tahun. “30 tahun satu diantaranya jadi anggota parlemen. Terus menerus. Pecahkan rekor Muri,” ucapnya berseloroh dari muka Alumni Kappija waktu itu.

Tjahjo Kumolo lahir 1 Desember 1957 adalah politikus senior Indonesia yang saat wafat memangku posisi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia sejak 23 Oktober 2019. Tjahjo awalannya pernah menggenggam sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia dari 27 Oktober 2014 sampai 20 Oktober 2019 pada Kabinet Kerja. Di masa Orde Baru Tjahjo Kumolo tercatat sebagai Ketua Umum KNPI dan anggota Barisan Kreativitas.

Tidak ada Kembali Mas Tjahjo Kumolo

Sahabat yang care

Kemarin, Kamis (30/6) saat bertemu Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Prof Dr. Zudan Arif Fakrulloh di kantornya, saya menanyakan informasi Tjahjo. Dari Zudan saya ketahui kondisi kesehatannya cukup kritis. Zudan yang baru saja menengoknya sudah 1 minggu ini Tjahjo “ditidurkan” oleh dokter untuk tangani persoalan di paru-parunya.

“Silakan saja Mas bila ingin besuk. Contact saja keluarganya. Yang terang harus test swab PCR sebelum ke situ,” saran Zudan. Belum duapuluh empat jam informasi itu usai, ada info duka Mas Tjahjo meninggal dunia Jumat (2/7/2022) siang. Tjahjo Kumolo adalah sahabat sejati. Persahabatan kami sudah jalan beberapa puluh tahun. Saya ikut membahas saat dia diputuskan sebagai Ketua Umum KNPI.

Karena selanjutnya, pandemi Covid-19 menimpa Tanah Air dan komunikasi kami hanya jalan lewat WhatsApp. Tapi tidak dibalas. Peluang masa itu almarhum alami permasalahan kesehatan atau sedang dalam perawatan medis. Terakhir media pertemuan yang dia bidik pada 22 Juni lalu dibatalkan. Bukan karakter Tjahjo tidak membalas pesan kawan akrabnya.

Begitu kuatnya hubungan kami, hampir tidak sempat ada acara keluarga atau perusahaan Cek dan Ricek Group yang tidak dikunjungi oleh Tjahjo. Lebih sepuluh tahun lalu saat program infotainmen memperoleh sorotan ormas keagamaan, Tjahjo tampil menangani.

Saya ingat dia mengontak elite NU, KH Said Aqil Siradj, agar terima info saya. Setelah bertemu dengan KH Said Aqil Siradj di Kantor PWI Pusat, permasalahan usai. Tjahjo Kumolo sukai sekali menyambut penyelesaian itu. Kami punya group “Dragon”, komunitas sahabat seperjuangan. Anggotanya, lalui profesi, beragam latar belakang politik tapi dipersatukan oleh persahabatan.

Di WAG Dragon tadi siang Karni Ilyas menjelaskan hati berkabung secara dalam” Geng Naga rontok satu per satu,” tulisnya. Betul ada banyak sahabat yang telah pergi susul, salah satunya : Yusirwan Uyun, Mohammad Yamin, dan Albert Cahyadi. Sebelum Tjahjo jadi menteri kami bertemu secara teratur minimal sekali sebulan sekaligus bersantap malam. Di WAG “Dragon” dan di WAG “Komengsong” Tjahjo cukup aktif menyapa. Tidak ada kembali Mas Tjahjo. Semoga husnulkhatimah. Al Fatihah.