Tidak Bisa Doakan Allah, Ada Apa?

patromaks.com – Allah SWT sebagai salah satunya pembuat dari alam semesta ini, sebagai umatnya rupanya kita dilarang untuk doakan si pembuat.

Sebetulnya doakan Allah SWT memang dilarang, tapi tahukah kalian apa pemicunya.

Diambil dari account YouTube Yufid. TV – Pengajian dan Khotbah Islam, berikut ialah argumen dibalik jangan doakan Allah SWT dalam doanya.

Dari teman dekat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, beliau bercerita saat kami shalat bersama Nabi shalallahu alaihi wa salam di saat tasyahud kami membaca.

‘Assalamu’alallah qabla ‘ibaadihi’ [semoga keselamatan tercurah untuk Allah saat sebelum semua hamba-nya]’.

Lalu sesudah sholat, Nabi shalallahu alaihi wa salam mengingati yang maknanya,”Jangan sampai kalian ucapkan ‘Assalamu ‘alallah’, karena Allah itu Dzat As-salam.

Tetapi ucapkanlah,’Attahiyyatu lillah, wash-shalawaatu wath-thayyibaat..’ (semua penghormatan cuman punya Allah, demikian juga shlawat dan doa cuman punya-nya

Dan semua karakter – karakter baik ialah punya-nya)”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Nabi Shalallahu Slaihi Wasalam Larang Beberapa Teman

Tidak Bisa Doakan Allah, Ada Apa?

Tidak itu saja, Nabi shalallahu alaihi wasalam larang beberapa teman dekat ucapkan,”‘Assalamu ‘Alallah’ karenanya artinya doa yang maknanya:

‘Semoga keselamatan tercurah untuk Allah’. Saat orang ucapkan ‘Assalamu ‘ala fulan’ maknanya kita meminta supaya Fulan selamat dari semua terburukan dan bencana’

Dan Allah Dzat As-Salam dapat disebutkan ia telah tersucikan dari semua noda dan cacat.

Ia pemilik keselamatan dan sumber dari semua keselamatannya, tapi bila Allah didoakan memiliki arti ia bisa saja belum selamat.

Karena itu Allah disuruh untuk memberi keselamatan bukan justru didoakan supaya selamat.

Pada intinya ia lah dzat yang maha prima, tersucikan dari semua wujud kekurangan dan cacat”.

Disamping itu, Al-Hafizh Ibnu Bantai memberi komentar mengenai info dari Al-Baidhawi.

Karena itu Allah disuruh untuk memberi keselamatan bukan justru didoakan supaya selamat.

Pada intinya ia lah dzat yang maha prima, tersucikan dari semua wujud kekurangan dan cacat”.

Disamping itu, Al-Hafizh Ibnu Bantai memberi komentar mengenai info dari Al-Baidhawi.

Karenanya, tidak seluruhnya kalimat doa qunut bisa diamini makmum. Ia cuman bisa mengamini sisi yang didalamnya permintaan untuk kebaikan hamba dan bukan sanjungan untuk Allah.

Begitu, Allahu a’lam.