Wisata Musik dan Pangkalan Indie

patromaks – Konser musik skala besar mulai diselenggarakan di sejumlah tempat. Setelah vakum karena pandemi, industri musik nasional diharapkan masuk musim semi. Konser musik yang sejauh pandemi diselenggarakan melalui virtual belum mampu menggantikan akar pergelaran musik pada umumnya.

Walaupun konser virtual sudah ditegaskan sebagai bentuk rekonsilasi saat masa pandemi, tetapi achievement industri musik kesemuaannya berada di kehadiran penonton langsung. Kemauan beberapa musisi agar pemerintah mempermudah terlaksananya konser yang diselenggarakan langsung dengan tetap mengimplementasikan ketentuan CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability).

Kemampuan industri musik nasional jadi daya angkat sektor pariwisata. Beberapa kota yang selama ini mempunyai predikat sebagai kota wisata musik, satu satu diantaranya adalah Bandung. Perlu strategi yang memadukan konser musik dengan ekowisata yang memiliki panorama elok.

Selama ini Bandung sebagai satu diantaranya kota musik yang punya peranan besar dalam peralihan industri musik di Tanah Air. Banyak musisi dan komunitas dengan bermacam aliran musik tercipta di Kota Kembang ini. Pada 2015, UNESCO kabarkan bila Kota Bandung masuk ke barisan kota inovatif dari 47 kota di seluruh dunia.

Predikat kota musik yang ada di Indonesia perlu adopsi proyek UNESCO yang menjadikan Bogota sebagai Creative City of Music. Kesuksesan Bogota Internasional Music Festival jadi magnet yanag luar biasa untuk pelancong luar negeri. Bogota Music Pasar (BOMM) tidak cuma jadi fasilitas untuk beberapa musisi, tetapi juga menghasilan beberapa ribu proyek atau investasi baru.

Waktunya meneguhkan kehadiran kota musik di Indonesia, sekaligus sebagai arah wisata musik. Menurut musisi rock Robin Malau, pemahaman kota musik yang paling esensial adalah tempat di mana ekonomi musik berkembang lebih cepat. Istilah kota musik awalnya adalah panggilan untuk Kota Nashville di Amerika Serikat.

Di kota itu ekonomi musik tumbuh cepat. Kesuksesan ekosistem musik di kota yang dikenal dengan musik folk keunikan Amerika itu ternyata dapat ditunjukkan punyai dampak pada keadaan sosial, politik, budaya dan ekonomi sebuah kota.

Untuk mewujudkan wisata musik dibutuhkan infrastruktur berwujud gedung pusat musik. Sayang yang disebut kota musik, misalnya Kota Bandung, sayang belum memiliki gedung yang sama sesuai standar global. Infrastruktur gedung yang selama ini menjadi tempat diselenggarakannya pertunjukan musik di Kota Bandung yaitu Sasana Budaya Ganesa (SABUGA Convention Center).

Tapi gedung ini detilnya belum sesuai sama sebagai concert hall. Karena ada concert hall yang penuhi standar dari sebuah gedung pertunjukan musik, Kota Bandung dapat melangsungkan pertunjukan musik dengan rasio yang makin besar dan sebagai infrastruktur simpatisan wisata musik. Peralihan sektor pariwisata global saat ini menjadikan pagelaran musik sebagai arah wisata.

Gagasan music tourism (wisata musik) makin mengalami perkembangan dan menyumbangkan devisa yang luar biasa. Satu diantaranya misalkan Inggris, negara yang menjadikan kawasan Abbey Road dan Festival musik Glastonbury sebagai kiblatnya wisata musik dunia. Sejak 2016 sektor wisata musik di Inggris kantongi keuntungan sampai Rp76 triliun. Setiap tahun kunjungan semakin bertambah 11%.

Gerakkan Industri Inovatif

Wisata Musik dan Pangkalan Indie

Pembaruan ekonomi nasional betul-betul terkuasai oleh keberhasilan pada bagian investasi. Pemerintah telah tetapkan target investasi 2022 sebesar Rp 1.200 triliun. Langkah penting Menteri Pariwisata dan Ekonomi Inovatif, Sandiaga Uno bersama Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo yang menjadikan tahun ini sebagai peristiwa pembaruan ekonomi betul-betul diputuskan oleh investor yang memberi support industri inovatif.

Saat ini Indonesia menempati ranking ketiga dunia, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Di mana industri ekonomi inovatif berperanan 7,8% atau sejumlah Rp1.100 triliun pada Produk Lokal Bruto (PDB) Indonesia. Beberapa investor diperuntukkan memberi support usaha industri inovatif dengan memberi hutang melalui bermacam pangkalan peer to peer lending.

Sampai saat ini ada tiga sub-sektor industri inovatif sebagai penyumbang devisa terbesar yaitu kuliner, kriya dan model. Diharapkan pada 2022, nilai ekspor produk inovatif bisa raih Rp16,38 triliun.Selain tiga sub-sektor industri inovatif di atas, sebenarnya semua sektor mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Misalkan sektor musik.

Salah satunya musik Indie yang di Tanah Air mulai berkembang pada 1970-an lewat kehadiran Guruh Gipsy, God Bless, dan Super Kid. Pada 2022 ini, peralihan musik Indie semakin cepat, Beberapa musisi seperti Imbas Rumah Kaca, Paling akhir, Rumah Sakit, Danilla Riyadi, Feast, Nadim Amizah sukses menjadi idola kelompok muda.

Industri musik di atas membutuhkan ekosistem yang baik untuk berkembang, khususnya terkait dengan peningkatan yang berwujud pangkalan seperti rumahnya musik Indie. Contoh rumah musik Indie adalah pangkalan SVARA. Pangkalan itu adalah kreativitas peningkatan anak negeri yang dilengkapi dengan fitur musik, radio, podcast dan video sebagai fasilitas proses inovatif dan pameran untuk beberapa musisi dan barisan industri.

Kebenaran, Indonesia membutuhkan super pangkalan pasar budaya yang peranannya tidak cuma menjadi pajangan produk budaya yang dikomersilkan lewat e-Commerce. Tetapi super pangkalan itu mampu siarkan produk budaya dengan nilai seni dan ketentuan jurnalistik yang bagus. Super pangkalan itu menjadi fasilitas apresiasi publik secara digital yang memiliki perolehan sampai hiperlokal atau mengakar sampai ke kampung-kampung.

Dari factor komersialisasi produk, super pangkalan kebudayaan perlu kerja sama dengan bermacam pihak yang selama ini memiliki kepedulian pada kenaikan produk budaya. Produk budaya berbasiskankan super pangkalan perlu ke arah angkatan milenial.

Belanja teknologi informasi di barisan milenial perlu diperuntukkan untuk banyak hal yang mempunyai karakter inovatif dan produktif. Kerja sama tunjukkan musik Indie dengan arah ekowisata perlu kontributor stimulasi dari pemerimtah pusat dan daerah. Untuk musisi Indie jenjang pertunjukan musik ini jadi salah satu cara mereka tawarkan penyeluncuran fisik mereka.

Musisi indie adalah figure yang menghasilkan dan bawa musik terlepas dari keperluan label-label major. Beberapa musisi indie membuat dan bawa lagu hasil kreativitas mereka sendiri.